mobilinanews (Arab Saudi) - Oscar Piastri (McLaren) menyebut prosesi start menjadi kunci kemenangannya di GP Arab Saudi pada Senin (21/4) dinihari WIB. Mengalahkan Max Verstappen (Red Bull) pada 10 detik pertama.
Start dari baris pertama, di sebelah Verstappen yang jadi pole sitter, Piastri bergerak lurus menuju tikungan pertama untuk berebut masuk bagian dalam tikungan. Seterusnya juga berada di sisi dalam tikungan kedua.
Ia menutup racing line di bagian tersebut. Membuat Verstappen tak punya jalan lain kecuali melebar ke sisi luar tikungan. Itu untuk menghindari crash sekaligus 'berjudi' dengan menyalip Piastri. Sayang, ia kalah berjudi karena manuver itu diganjar penalti 5 detik oleh stewards dan dibayar saat lakukan pitstop.
Usai balapan di posisi runner-up, Verstappen pun acungi jempol buat pembalap Australia yang pada 6 April lalu genap berusia 24 tahun.
Verstappen mengakui sudah menyadari dan mengantispasi manuver Piastri itu, tapi lawan melakukannya dengan tenang dan presisi.
“Orang sedikit lupa bahwa tahun lalu adalah tahun keduanya (Piastri) di F1. Sekarang ia memasuki tahun ketiga dan ia sangat solid. Ia sangat tenang dalam pendekatannya, dan saya suka itu," puji Verstappen.
"Itu terlihat di trek. Ia memberikan hasil saat ia harus melakukannya, hampir tidak membuat kesalahan – dan itulah yang Anda butuhkan saat Anda ingin berjuang untuk kejuaraan dunia."
Verstappen pun menyinggung proses awalnya di F1 yang sama dengan Piastri, sama-sama dibimbing langsung oleh mantan pembalap F1. Ia bersama sang ayah, Jos Verstappen, dan Piastri dengan eks pembalap Red Bull Racing Mark Webber yang juga asal Australia.
“Saya pikir dengan Mark di sisinya, itu banyak membantu. Itu hebat. Itulah yang saya alami dengan ayah saya, dan Mark dengan Oscar. Pada akhirnya, Oscar menggunakan bakatnya, dan itu luar biasa untuk dilihat. Masing-masing akan belajar dari pengalamannya sendiri," imbuh Verstappen.
Ya, di bawah bimbingan Webber sebagai penasehat dan manajer pribadi, talenta balap Piastri yang berawal dari remote control dan gokart pada usia 9 tahun itu telah membuahkan gelar juara dunia F3 dan F2 dan kini ia incar gelar F1.
Dengan kemenangan di Arab Saudi, kemenangan ketiga musim ini dari 5 race, Piastri menjadi pemimpin baru klasemen pembalap. Menggusur rekan satu timnya, Lando Norris, yang turun ke peringkat 2. Verstappen sendiri tetap di P3. Masing-masing mengoleksi jumlah poin 99, 89 dan 87.
Uniknya, itu adalah kali pertama pembalap Australia memimpin kejuaraan F1 setelah Webber pada musim 2010. Saat itu ia memimpin klasrmen usai GP Jepang, namun di akhir musim kalah bersaing dengan rekan setimnya, Sebastian Vettel, dalam perebutan gelar.
Masih terlalu dini membicarakan kemungkinan Piastri menuju gelar 2025.
Apakah seperti Webber yang gagal di tangan rekan setimnya? Karena Norris menjadi salah satu rival berat Piastri tahun ini.
Atau ia akan sukses mengikuti prestasi Jack Brabham yang jadi pembalap Australia satu-satunya juara dunia F1 dengan 3 gelar pada 1959, 1960 dan 1966?
Yang pasti, Piastri punya semangat besar untuk meraihnya. Ia punya semua yang dibutuhkan untuk menjadi juara. Terutama talentanya seperti diungkap Verstappen.
"Saya bangga jadi pemimpin kejuaraan. Tapi, bukan hanya untuk 5 seri balapan. Saya ingin posisi ini sampai 24 race tahun ini dituntaskan," tegas Piastri. (r)