mobilinanews (Qatar) - Selama 35 hari berjibaku di Qatar, kini Johann Zarco dapatkan hasil istimewa: pemimpin klasemen sementara MotoGP 2021. Tak ada yang menduganya selain Tuhan tentunya.
"Ya, saat ke Qatar 35 hari lalu untuk testing dan ikuti dua race awal sudah pasti tak ada yang menyangka hal ini. Saya pun begitu, sama sekali tak terpikir karena saya datang tadinya hanya untuk belajar dan lebih memahami Ducati," kata Zarco yang baru tahun ini gabung dalam tim Pramac Ducati.
Ia memang gagal meraih kemenangan perdana di MotoGP setelah 4 tahun di kompetisi ini bersama tim Yamaha Tech3, KTM, Avintia Ducati dan kini dengan rim satelit Pramac dengan status rider pabrikan Ducati. Tapi dua kali finish P2 membuatnya jadi pemimpin klasemen sementara. Mengungguli duet Yamaha Maverick Vinales dan Fabio Quartararo yang jadi pemenang di dua race Qatar.
Itu baru di dua race dan di satu sirkuit. Apakah di sirkuit berbeda nantinya Zarco juga bisa kompetitif?
Itu yang juga jadi pertanyaan dirinya. Karena itu jadi.pemimpin sementara saat ini memang menyenangkan tapi belum menjamin apa pun di depan. Juga karena Zarco mengaku masih belum sepenuhnya mampu mempelajari Desmosedici GP21 besutannya.
"Ada beberapa hal yang belum sepenuhnya bisa saya kontrol agar lebih nyaman dan punya opsi alternatif saat race. Tapi, jika segala sesuatunya bisa berjalan seperti saat ini plus potensi penuh yang dimiliki Ducati, saya kira akan bisa juga menikmati race lainnya di trek berbeda nantinya," ujar juara dunia Moto2 2015 dan 2016 itu.
Meski sama sekali belum tergambar posisi Zarco dalam perebutan gelar musim ini, setidaknya ia merasa sudah temukan apa yang ia cari. Yakni, motor yang kompetitif. Pasalnya, rider Prancis ini sempat terpinggirkan dari MotoGP saat ia tinggalkan KTM di tengah musim 2019.
Dalam situasi menganggur itu ada tawaran dari tim independen Avintia Ducati, tapi Zarco menolaknya dengan kalimat ia hanya akan balapan lagi jika mendapat motor kompetitif dan itu katanya bukan Avintia.
Kesombongan itu sempat membuat sejumlah pengamat memprediksi akhir karirnya di MotoGP. Sebab, ia sama sekali tak punya bekal terkini untuk dilirik tim papan atas. Namun nasib berkata lain, Ducati menjaminnya sebagai rider pabrikan meski gabung dalam tim Avintia 2020 dan selanjutnya ke Pramac Ducati.
"Apa yang terjadi dua tahun lalu (tinggalkan KTM di tengah musim) hanyalah bagian dari perjalanan hidup. Saya tidak mengatakan telah mengambil keputusan tepat, tapi itu adalah jalan ke tempat saya sekarang."
"Bukan saatnya memikirkan masa lalu. Momen saat ini benar-benar menyenangkan, berada kembali bersama para pembalap papan atas kelas primer. Punya jalan sendiri bersama Pramac dan Ducati. Saya hanya perlu ikuti jalan ini dan mempercepat langkah," imbuhnya.
Kini Zarco tak lagi di pinggiran. Sudah berada di tengah para petarung di level perebut gelar 2021. Sementara sudah taklukkan para pembalap utama Ducati. Petinggi pabrikan Italia itu macam Paolo Ciabatti dan Luigi Dall`Igna pun sudah berikan apresiasi sangat positif.
Maka, seperti kata Zarco, ia hanya perlu menapak lebih jauh lagi. Menuju posisi the best yang bisa dilakukan hingga akhir musim. (rnp)