
mobilinanews (Italia) - Petang pukul 15.00 di Imola atau pukul 20.00 WIB pada Minggu (18/5) ini semua mata fans F1 sedunia terfokus ke GP Emilia Romagna lewat live tv. Begitu pun di Jakarta, komunitas F1 sudah bergairah dan ada pula yang gelisah.
Yang bergairah tentu saja penggemar tim McLaren, terlebih yang menyukai pembalap muda Australia, Oscar Piastri. Pasalnya, Piastri ini sudah menang 4 kali dalam 6 lomba F1 tahun ini.
Rekan setimnya, Lando Norris, sudah menang sekali. Itu gambaran betapa McLaren sangat kompetitif saat ini.
Yang gelisah adalah pendukung setia Max Verstappen di tim Red Bull Racing. Pembalap Belanda dengan 4 gelar juara dunia F1 pada 2021 hingga 2024 ini terancam gagal mempertahankan gelar tahun ini. RB21 besutannya kalah 1-5 dengan MCL39 milik McLaren.
Gelisah karena hasil di GP Emilia Romagna ini plus hasil berikutnya di GP Monaco dan Spanyol sudah diakui akan menentukan masa depannya di Red Bull Racing.
Artinya, raceday malam ini WIB sangat krusial bagi pembalap Belanda yang baru beberapa hari lalu menjadi seorang ayah. Hanya kemenangan yang akan membuat Verstappen merasa nyaman lagi di timnya. Pasalnya, meski berada di grup 3 Besar, ia kini sudah tertinggal 32 poin dari Piastri sebagai pemimpin klasemen sementara, dan defisit 16 poin dari Norris di peringkat 2.
Kegelisahan itu makin menjadi karena kesempatan menang Verstappen di Imola malam ini 50-50 dengan Piastri. Keduanya akan mengawali balapan dari front row dengan Piastri sebagai pemegang pole position.
Di kualifikasi, Piastri hanya unggul 0,034 detik. Sangat ketat. Karena itu untuk sementara bisa menyebut up grade besar-besaran pada RB21 milik Verstappen berada di jalur yang benar.
"Tinggal masalah ban pada balapan nanti, saya berharap semuanya bagus," harap Verstappen usai sesi kualifikasi kemarin.
Ya, performa ban memang krusial pada lomba panjang berdurasi 63 laps nanti atau tarung sekitar 2 jam nonstop. Karena itu Red Bull harus adu cerdik untuk menerapkan strategi pitstop dan pilihan kompon ban.
Yang tak kalah menegangkan adalah karakter sirkuit Imola ysng seperti trek tradisional Eropa lainnya terbilang sempit dan sangat sedikit spot untuk menyalip.
Karena itulah Verstappen dan Piastri sudah sama-sama bertekad fight selepas start untuk menguasai tikungan pertama dan kedua.
Nah, prosesi start ini juga bakal ikut bikin tegang. Sudah pasti akan ada saling pepet untuk menguasai racing line, yang tentu saja berpotensi clash bahkan crash. Dan harus diingat peristiwa start di GP Arab Saudi lalu, dimana Piastri dan Verstappen memulai balapan dari posisi 1 dan 2. Namun setelah saling pepet, laju mobil Verstappen terpaksa melebar ke luar lintasan dan menyalip Piastri. Itu salah dan ia diganjar hukuman 5 detik yang kemudian menjadi sebab kekalahan Verstappen.
Yang juga harus mereka jaga adalah George Russell (Mercedes) dan Norris yang start dari P3 dan 4. Terutama Russell yang start persis dari belakang Piastri. Permainan agresifnya semoga saja tidak mengacaukan prosesi duel sprint Verstappen dan Piastri ke tikungan pertama.
Intinya, kemenangan di Imola sangat krusial buat Verstappen dan Red Bull Racing. Harus juara, sekadar podium saja tak cukup.
Bisakah Verstappen meraih kemenangan kedua tahun ini, dan bagaimana proses perjuangan dan pertunjukan aksi dan taktiknya?
Mari bersama-sama menikmati tontonannya di Joglo Beer, Jalan Madrasah 14, Jeruk Purut, Kemang, Jaksel. Gratis dan terbuka buat fans Red Bull, McLaren, Mercedes, bahkan Ferrari yang tampil di Sirkuit milik sendiri. (r)