Diler Honda Tutup, Penjualan Mobil Turun, Ekonomi Lesu, Ada Apa dengan Pasar Otomotif Indonesia?

Sabtu, 31/05/2025 11:10 WIB | Ade Nugroho
Diler Honda Tutup, Penjualan Mobil Turun, Ekonomi Lesu, Ada Apa dengan Pasar Otomotif Indonesia?
Diler Honda Tutup, Penjualan Mobil Turun, Ekonomi Lesu, Ada Apa dengan Pasar Otomotif Indonesia?

mobilinanews (Jakarta) - Industri otomotif Indonesia kembali mendapat sorotan setelah kabar penutupan dua diler Honda mencuat ke publik. PT Honda Prospect Motor (HPM) mengonfirmasi bahwa dua jaringan diler resmi mereka, yakni Honda Pasteur di Bandung dan Honda Jemursari di Surabaya, resmi tutup permanen pada kuartal pertama tahun 2025.

Penutupan ini tentu mengundang tanda tanya. Apa yang sebenarnya terjadi dengan industri otomotif nasional? Apakah ini hanya keputusan bisnis biasa atau sinyal dari kondisi yang lebih besar?

Penjualan Mobil Turun, Gaikindo Buka Suara

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menanggapi situasi ini dengan nada realistis. Menurut data terbaru, penjualan mobil nasional menurun sebesar 2,89 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Total unit yang terjual hanya 256.368 unit, atau lebih sedikit 7.646 unit dibanding periode yang sama tahun lalu.

Jongkie Sugiarto, Ketua I Gaikindo, menjelaskan bahwa tren ini tidak lepas dari perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional yang memengaruhi daya beli masyarakat.

“Volume penjualan mobil turun akibat pertumbuhan ekonomi juga turun. Selain itu, daya beli masyarakat saat ini menurun,” ungkapnya.

Tren penurunan ini bukan hanya dialami oleh satu merek saja. Penurunan penjualan terjadi merata di berbagai segmen dan jenama, dari merek Jepang, Korea, hingga Eropa.

Honda: Penutupan Diler Bagian dari Dinamika Bisnis

Di sisi lain, Honda Prospect Motor (HPM) memberikan pernyataan terbuka dan tidak menutupi kenyataan. Melalui Yusak Billy, selaku Sales & Marketing and After Sales Director, HPM menyebut bahwa perubahan status diler bisa saja terjadi dan merupakan bagian dari dinamika bisnis jangka panjang.

“Perubahan status diler merupakan hal yang mungkin terjadi dalam dinamika bisnis dan kami selalu menghargai setiap keputusan dari diler sebagai mitra,” ujarnya.

Meskipun begitu, Honda menegaskan bahwa penutupan diler bukan berarti menurunnya komitmen layanan kepada konsumen. Perusahaan menyatakan bahwa kualitas pelayanan tetap menjadi prioritas utama dan mereka akan terus memastikan kemudahan dan kenyamanan bagi pelanggan Honda melalui jaringan diler yang tersisa.

Ekonomi Lesu, BI Turunkan Proyeksi Pertumbuhan

Apa penyebab daya beli menurun? Salah satunya adalah melemahnya pertumbuhan ekonomi nasional. Bank Indonesia (BI) baru-baru ini menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini, dari 4,7%–5,5% menjadi 4,6%–5,4%.

Penurunan ini bukan tanpa alasan. Pertumbuhan ekonomi kuartal I 2025 hanya mencapai 4,87%, lebih rendah dibandingkan kuartal IV 2024 yang sebesar 5,02%. Padahal, kuartal pertama tahun ini turut didukung oleh momen Ramadan dan Idul Fitri yang biasanya meningkatkan konsumsi masyarakat.

Gubernur BI Perry Warjiyo tetap menunjukkan optimisme bahwa ekonomi akan membaik pada semester II. “Hal ini didorong peningkatan permintaan domestik, termasuk dari kenaikan belanja pemerintah,” ujarnya.

Transformasi Strategi di Tengah Tekanan

Kondisi ini mendorong pabrikan otomotif untuk melakukan penyesuaian strategi, baik dari sisi operasional maupun model bisnis. Beberapa pabrikan bahkan mulai fokus ke penjualan daring, efisiensi jaringan distribusi, hingga percepatan elektrifikasi sebagai solusi jangka panjang.

Sementara itu, pasar otomotif Indonesia masih berpotensi bangkit dengan beberapa catatan. Pemerintah masih memiliki ruang fiskal untuk menggenjot konsumsi lewat stimulus, bansos, dan insentif industri. Selain itu, transformasi menuju kendaraan listrik dapat menciptakan ekosistem baru yang bisa menggairahkan pasar kembali.