Truk Listrik Dapat Insentif? Ini Peluang Baru bagi Pengusaha Logistik di Tengah Tekanan Emisi

Kamis, 29/05/2025 11:10 WIB | Ade Nugroho
Truk Listrik Dapat Insentif? Ini Peluang Baru bagi Pengusaha Logistik di Tengah Tekanan Emisi
Truk Listrik Dapat Insentif? Ini Peluang Baru bagi Pengusaha Logistik di Tengah Tekanan Emisi

mobilinanews (Jakarta) -  Transformasi besar sedang mengarah ke industri logistik nasional. Dalam pernyataannya baru-baru ini, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), membuka peluang insentif untuk pengusaha yang mulai menggunakan truk listrik sebagai armada angkutannya.

Kebijakan ini bukan sekadar jargon, melainkan bagian dari strategi besar pemerintah untuk mengejar target ambisius: net zero emissions pada tahun 2060. Truk, sebagai tulang punggung distribusi barang di Indonesia, juga menjadi salah satu kontributor utama emisi gas buang dan polusi udara, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta.

PM2.5 di Jakarta 9 Kali Batas WHO – Truk Jadi Biang Kerok

Menurut AHY, kualitas udara di Jakarta sangat mengkhawatirkan. Kandungan partikulat halus (PM2,5) tercatat 9 kali lebih besar dari ambang batas aman yang ditetapkan oleh WHO. Yang lebih mengejutkan, emisi dari kendaraan niaga—terutama truk—menjadi penyumbang utama.

“Inilah yang harus kita hadapi bersama. Transisi energi baru dan terbarukan memang penting, tapi elektrifikasi angkutan barang harus diinisiasi dari sekarang,” tegas AHY dalam sebuah forum nasional pembangunan berkelanjutan.

Masalah Utama: Mahal dan Infrastruktur Belum Siap

Namun, mengalihkan armada logistik dari kendaraan berbahan bakar fosil ke listrik bukanlah perkara mudah. AHY sendiri tak menutup mata terhadap berbagai tantangan serius yang dihadapi pelaku usaha, seperti:

Harga truk listrik yang masih dua kali lipat dari truk konvensional

Kurangnya infrastruktur pengisian daya khusus untuk kendaraan besar

Biaya logistik yang dikhawatirkan membengkak

“Oleh karena itu, pemerintah tidak bisa tinggal diam. Insentif dan dukungan konkret harus diberikan untuk mendorong para pelaku usaha mengambil langkah awal dalam transisi ini,” tambah AHY.

Dukungan dari WRI: Peluang Ekonomi Jangka Panjang

Pandangan AHY diamini oleh Managing Director World Resources Institute (WRI) Indonesia, Arief Wijaya. Ia menyatakan bahwa elektrifikasi sektor angkutan barang berat seperti truk adalah peluang besar yang harus dikejar, meski membutuhkan dukungan kebijakan yang kuat.

Menurut Arief, insentif fiskal dan kemudahan pembiayaan adalah dua bentuk dukungan utama yang dapat mempercepat peralihan ini. Mulai dari pembebasan pajak kendaraan bermotor listrik, potongan bea masuk, hingga skema kredit khusus untuk pembelian truk listrik bisa menjadi solusi konkret.

“Truk listrik ini butuh perlakuan khusus. Equipment-nya mahal. Transisinya bukan hanya sekadar ganti mesin, tapi ganti ekosistem. Maka pemerintah harus hadir, terutama dalam kebijakan fiskal dan regulasi pendukung,” tegas Arief.

Momentum Transisi: Peluang Emas bagi Pengusaha Logistik

Meski jalan menuju elektrifikasi penuh tantangan, para pengusaha logistik sebenarnya sedang berada di persimpangan peluang. Di satu sisi, biaya awal memang besar, namun di sisi lain:

Truk listrik lebih hemat biaya operasional dalam jangka panjang

Pemeliharaan lebih minim karena mesin listrik tak serumit mesin bakar

Ada nilai tambah branding bagi perusahaan yang peduli lingkungan

Peluang menjadi pionir dalam industri yang belum terlalu padat pesaing di segmen kendaraan niaga listrik

Apalagi jika pemerintah benar-benar memberikan insentif, maka modal investasi awal bisa ditekan secara signifikan.