Ketum IMI Bamsoet Sambut Baik Perakitan BAIC BJ40 Plus Di Purwakarta, Dorong Indonesia Jadi Hub Produksi Otomotif Asia

Senin, 02/06/2025 20:20 WIB | bagas
Produksi Lokal BAIC BJ40 Plus Di Indonesia (Foto: BAIC)
Produksi Lokal BAIC BJ40 Plus Di Indonesia (Foto: BAIC)

Mobilinanews (Purwakarta) - Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI), Bambang Soesatyo mengapresiasi langkah BAIC yang merupakan produsen otomotif terkemuka asal Tiongkok untuk merakit mobil BAIC BJ40 Plus di Purwakarta, Jawa Barat.

Fasilitas yang digunakan untuk perakitan ini dioperasikan oleh PT Handal Indonesia Motor (HIM), dan secara bertahap mengimplementasikan strategi yang berfokus pada local content atau Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

Anggota DPR RI sekaligus share holder of JIO Distribusi BAIC Indonesia itu, kerjasama ini diharapkan tidak hanya memperkuat kehadiran BAIC di pasar Asia Tenggara, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap industri otomotif lokal Indonesia.

Produksi Lokal BAIC BJ40 Plus Di Indonesia (Foto: BAIC)

"Komitmen BAIC merakit mobil di Purwakarta menandakan sinergi positif antara investasi asing dan pengembangan industri lokal," tegas Bamsoet dalam Peresmian Perakitan BAIC BJ40 Plus di Purwakarta, Jawa Barat, Senin (2/6/2025).

"Melalui kolaborasi PT JIO Distribusi Indonesia dengan PT Handal Indonesia Motor, BAIC berupaya untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat produksi dan ekspor penting di kawasan Asia, dengan harapan dapat memperkuat posisi di pasar otomotif global," sambungnya.

Ketua MPR ke-15 ini memaparkan, sebagai langkah awal, BAIC akan memproduksi model BJ40 Plus di pabrik PT HIM, dengan target mencapai 1.680 unit pada tahun 2025. Strategi ini menandai titik awal BAIC untuk memperkenalkan produk-produk mereka ke pasar Indonesia secara lebih luas.

Lebih lanjut, Ketua DPR ke-20 itu juga menegaskan bahwa dengan rencana untuk menambah jumlah model yang dirakit dalam dua hingga tiga tahun ke depan, BAIC tidak hanya berkomitmen untuk memenuhi permintaan lokal tetapi juga mengejar potensi ekspor.

"Hal ini sejalan dengan target TKDN 40% yang ingin dicapai dalam setahun ke depan. Sehingga memungkinkan kendaraan BAIC yang dirakit di Indonesia untuk diekspor ke berbagai negara, khususnya di kawasan Asia," papar Basmoet.

"Dengan memenuhi ambang batas TKDN tersebut, BAIC juga berhak memanfaatkan fasilitas tarif dalam kerangka ASEAN Free Trade Area (AFTA). Negara seperti Thailand, Vietnam, dan Brunei menjadi target negara ekspor produk BAIC dari Indonesia," tambah Ketua Komisi III DPR RI ke-7 itu.

Produksi Lokal BAIC BJ40 Plus Di Indonesia (Foto: BAIC)

Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini juga menjelaskan bahwa proses perakitan awal BAIC akan dilakukan dalam bentuk semi knock down (SKD), di mana kendaraan setengah jadi akan diterima dari pabrik utama di Cina dan dirakit menjadi kendaraan utuh di fasilitas PT HIM.

"Dalam jangka panjang, PT HIM berencana untuk beralih ke jalur perakitan full complete knock down (CKD), menggunakan komponen berkualitas dari dalam negeri untuk memenuhi aturan TKDN secara lebih komprehensif," jelasnya.

"Ini tidak hanya akan meningkatkan daya saing produk BAIC di pasar lndonesia, tetapi juga memberikan dampak positif bagi industri otomotif Indonesia dengan menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi," pungkas Bamsoet.