Daihatsu Diterpa Badai: Dua Pabrik di Jepang Setop Operasi Akibat Krisis Komponen

Minggu, 06/07/2025 12:15 WIB | Ade Nugroho
Daihatsu Diterpa Badai: Dua Pabrik di Jepang Setop Operasi Akibat Krisis Komponen
Daihatsu Diterpa Badai: Dua Pabrik di Jepang Setop Operasi Akibat Krisis Komponen

mobilinanews (Jepang) - Setelah sempat terguncang akibat skandal pemalsuan data keselamatan, kini Daihatsu Motor kembali menghadapi krisis baru. Kali ini, krisis pasokan komponen menjadi penyebab dihentikannya sementara operasional dua pabrik utama mereka di Jepang.

Dalam pernyataan resminya pada 30 Juni 2025, Daihatsu Motor Co., Ltd., anak perusahaan Toyota, mengonfirmasi bahwa dua fasilitas produksinya harus menghentikan kegiatan operasional karena gangguan pada rantai pasokan komponen dari mitra pemasok.

Dua Pabrik yang Terkena Dampak

Pabrik Shiga No. 2: Operasi dihentikan mulai 8 hingga 11 Juli 2025

Pabrik Oita Nakatsu No. 2: Operasi dihentikan sejak 7 hingga 11 Juli 2025

Kedua pabrik ini merupakan bagian vital dari rantai produksi Daihatsu, khususnya untuk mobil-mobil kecil yang menjadi spesialisasi perusahaan sejak bergabung dengan Toyota Group.

Masalah Bertubi-Tubi: Dari Skandal Hingga Krisis Produksi

Kondisi ini terjadi hanya beberapa bulan setelah skandal besar yang menjerat Daihatsu pada akhir 2023 lalu. Saat itu, Daihatsu diduga melakukan pemalsuan data uji tabrak dan pelanggaran prosedur keamanan terhadap 174 unit kendaraan yang diproduksi tidak hanya untuk Daihatsu, tapi juga untuk Toyota dan Mazda.

Akibat dari skandal tersebut:

Seluruh pengiriman mobil baru dihentikan sementara waktu, baik untuk pasar domestik maupun ekspor.

Daihatsu berjuang keras memulihkan kepercayaan konsumen dan mitra bisnis.

Kini, dengan tambahan gangguan pasokan komponen, pemulihan reputasi dan operasional perusahaan dikhawatirkan kembali tertunda.

Kenapa Krisis Komponen Terus Terjadi?

Krisis pasokan komponen bukanlah hal baru di industri otomotif global. Sejak pandemi COVID-19 hingga konflik geopolitik dan disrupsi logistik, ketersediaan chip, semikonduktor, dan komponen otomotif lainnya menjadi tidak stabil. Bagi Daihatsu yang mengandalkan sistem produksi efisien dengan stok minimum (just-in-time), ketidaksiapan suplai langsung berdampak pada penghentian jalur produksi.

Upaya Pemulihan Masih Panjang

Daihatsu, yang berdiri sejak 1907 dan bergabung dengan Toyota Group pada 1998, saat ini mengoperasikan enam pabrik di Jepang serta memasarkan mobil kecil ke lebih dari 130 negara di seluruh dunia. Dalam kondisi seperti sekarang, reputasi global dan kepercayaan terhadap brand menjadi taruhan.

Penangguhan operasional dua pabrik ini tentu akan berdampak pada:

Kapasitas produksi kendaraan kompak dan kei car

Stabilitas pengiriman unit ke berbagai negara

Kepercayaan konsumen terhadap kualitas dan kontinuitas produk Daihatsu

Apa Artinya Bagi Konsumen Indonesia?

Daihatsu merupakan pemain kuat di pasar otomotif Tanah Air, dengan model-model seperti Sigra, Ayla, Terios, dan Gran Max yang sangat populer di kelas low-end dan fleet. Meski mayoritas diproduksi lokal, komponen utama dan teknologi produksi tetap banyak bergantung dari Jepang.

Artinya, gangguan produksi di Jepang—walaupun bersifat sementara—bisa memicu keterlambatan pengiriman model tertentu atau ketersediaan spare part dalam beberapa bulan ke depan.