mobilinanews (Jakarta) - Raksasa otomotif dunia saat ini berlomba-lomba mengembangkan mobil self-driving atau otonom atau swa kemudi. Banyka kendaraan listri yang lemudian didelegasikan lebih lanjut untuk menjadi mobil tanpa kemudi.
Lalu bagaimana penerimaan publik dengan mobil model ini? Berdasarkan penelitian dari CarGurus di Inggris, sebanyak 51 persen responden yang disurvei dari 1.007 orang pengguna mobil, menyatakan belum percaya dan yakin dengan keamanan teknologi mobili swa kemudi karena pertimbangan keselamatan.
Mayoritas responden khawatir tentang hal-hal spesifik yang terkait dengan prospek berbagi jalan dengan kendaraan swakemudi, seperti truk dengan swa kemudi dan mobil lainnya. Hanya 12 persen yang menilai inovasi tersebut aman.
Sementara 13 persen lainnya bersedia membawa keluarganya dengan mobil tersebut. Sebagian besar yang belum yakin dengan keamanan mobil swa kemudi, membutuhkan jaminan lebih dari produsen maupun pemerinta mengenai mobil tersebut.
Meskipu demikian, opini publik terbagi lebih merata ketika ditanya soal kelanjutan pengembangan mobil listrik.
30 persen bersemangat tentang pengembangan mobil self-driving, 35 persen netral, dan 36 persen merasa masih harus butuh waktu untuk meyakinkan masyarakat dengan inovasi tersebut.
Ketika bicara fitur keselamatan, seperti pengereman darurat otomatis, pemantauan blind-spot, dan kamera mundur atau surround, sebagian besar dari mereka yang ditanya merasa fitur dikembangkan sudah sangat memuaskan karena memberikan safety yang tinggi.
Hasil diatas memang agak kontraversial, banyak yang merasa fitur keamanannya baik. Namun disatu sisi masih mempertimbangkan keamanan dan keselamatan mobil otonom.
Terlepas dari itu, perusahaan memang harus meyakinkan publik. Apalagi belakangan banyak mobil otonom yang terlibat dalam kecelakaan.
Dari banyak laporan ratusan kecelakaan di jalan raya melibatkan mobil atonom, sehingga perlu mendapat pengawasan ketat, bagaimana seharusnya pengguna mengendarainya.
Hal ini dibuktikan dengan sekitar 44 persen responden, khawatir siapa yang bertanggung jawab jika terjadi kesalahan.
Survei tersebut juga menyelidiki bagaimana pandangan publik terhadap produsen yang menciptakan teknologi mobil otonom.
Pada isu ini, Tesla adalah brand yang paling dipercaya untuk mengembangkan kendaraan self-driving, dengan 22 persen suara. Meskipun BMW dan Audi dianggap sebagai merek yang paling menarik untuk dibeli jika mereka mengambangkan teknologi self-driving.
Brand lain seperti Apple yang juga mengembangkan kendaraan otonom mendapat suara 6 persen, mengingat ia terbilang baru di dunia otomotif, sementara raksasa otomotif asal Amerika, Ford hanya mendapat kepercayaan presentasi 2 persen. (elk)