mobilinanews (Inggris) - Silang pendapat masih berseliweran soal insiden tubrukan antara Lewis Hamilton dan Max Verstappen di GP Inggris, Minggu (18/7/2021) kemarin.
Beragam analisa pengamat keluar. Isinya tergantung apakah ia pembela Hamilton atau Verstappen. Yang jelas, FIA tak terpengaruh dan tetap pada putusan stewards.
Adil atau tidak Hamilton hanya dihukum penalti 10 detik sementara Verstappen harus ke rumah sakit, kembali lagi pada siapa yang bicara dan kecenderungannya memihak siapa.
Yang menarik adalah istilah `kesalahan profesional` yang disematkan kepada Hamilton. Maksudnya, manuver pembalap Mercedes itu memang sengaja dilakukan dengan perhitungan menguntungkannya.
Dan, faktanya memang begitu. Meski dinyatakan bersalah, tapi justru yang bersalah inilah yang diuntungkan. Hamilton akhirnya juara, Verstappen sebagai korban kehilangan banyak poin karena DNF.
"Kami memutuskan hukuman murni pada peristiwanya. Tak ada kaitannya dengan peristiwa atau akibat yang kemudian ditimbulkan," sebut FIA Race Director, Michael Masi untuk mematahkan seluruh serangan yang menyudutkan stewards.
Yang tak terduga justru akibat lain yang sangat parah dan memprihatinkan tak hanya komunitas F1, tetapi juga komunitas yang menghargai hak asasi dan persamaan ras di seluruh dunia.
Kontroversi di GP Inggris itu ternyata kini bergeser ke masalah rasisme. Hamilton yang kulit hitam diserang habis-habisan di media sosial, termasuk lewat emoji monyet.
Hal itu berkembang lebih masif karena dikaitkan dengan kasus serupa usai kekalahan Inggris versus Italia di final Euro 2020. Tiga pemain kulit hitam timnas Inggris dianggap sebagai biang kerok kekalahan karena gagal mengeksekusi penalti.
Meeka adalah Marcus Rashford, Jadon Sancho dan Bukayo Saka. Hamilton yang belakangan jadi `pejuang HAM` lewat gerakan BlackLivesMatter saat itu vocal membela ketiga koleganya sesama Inggris itu. Dan, kini ia turut diserang akibat insiden dengan Verstappen.
FIA dan manajemn F1 pun sontak mengalihkan bahasan dari kasus kontroversial GP Inggris ke kasus baru ini. Kedua institusi itu memberikan dukungan buat Hamilton dan mengecam para pelaku serangan rasis tersebut.
Hebatnya, Red Bull Honda tempat Verstappen bernaung pun membela Hamilton dalam serangan rasis yang bertubi-tubi itu. Tim ini menghimbau semua pihak, terutama fans Verstappen untuk hentikan perilaku tersebut.
"Kami memang pesaing sengit di lintasan, tapi kami bersatu untuk memerangi rasisme. Kami mengutuk keras setiap serangan rasis kepada tim kami, pesaing maupun penggemar kami. Kami jijik dan sedih atas pelecehan rasis yang dialami Lewis usai tabrakan dengan pembalap kami. Para pelakunya harus dimintai pertanggungjawaban," komentar tim Red Bull Honda dalam pernyataan tertulisnya.
Sebuah sikap yang keren. (rnp)