mobilinanews (Inggris) - Perhatian Lewis Hamilton terhadap kesenjangan sosial di kalangan minoritas kulit hitam tak hanya sekadar kampanye atau ngebacot di media sosial. Setelah rutin berdonasi ke berbagai lembaga sosial, kini ia meluncurkan yayasan sosial sendiri, Mission 44. Sesuai nomor mobilnya di F1.
Yayasan ini bergerak khusus menangani kesenjangan lapangan pekerjaan dan pendidikan anak-anak kulit hitam di seantero Inggris dan anak-anak dari kalangan minoritas lainnya.
Pembalap kulit hitam pertama dan satu-satunya di F1 ini ingin generasi muda kaumnya mendapat kesempatan yang lebih terbuka untuk menata masa depan lebih baik.
"Saya berasal dari latar belakang sosial yang sama. Merasakan langsung betapa masa depan Anda bisa terpengaruh oleh situasi. Untungnya saya bisa melewatinya dengan peluang, perjuangan dan dukungan berbagai pihak. Saya ingin memastikan kalau anak muda lain dari lingkungan yang sama dapat juga melakukan hal yang sama," kata Hamilton.
Mission 44, imbuh juara dunia F1 7 kali dan tengah memburu rekor 8 kali tahun ini, dibentuk untuk mewakili komitmennya melakukan perubahan nyata pada komunitas minoritas di Inggris Raya.
Berkolaborasi dengan lembaga terdahulu, The Hamilton Commission, yang bergerak dengan cakupan yang lebih luas.
Untuk modal awal, Hamilton pribadi telah menyumbang 20 juta poundsterling atau hampir Rp 400 miiar untuk proyek ini dan berjanji jumlah itu akan bertambah dari mitra Hamilton lainnya.
Proyek terdekat Mission 44 adalah bekerjasama dengan Royal Acadeny of Engineering dengan target pendidikan dan lapangan kerja di bidang industri otomotif dan teknik F1. Hamilton ingin banyak kaum minoritas yang bekerja di lingkup industri bergengsi ini.
Dalam dua tahun terakhir ia memang sangat aktif memperjuangkan hak asasi, kesetaraan dan keadilan sosial bagi kuam minoritas. Ia pun sangat aktif mendukung gerakan BlackLivesMatter yang muncul akibat tewasnya pria kulit htam di tangan polisi AS tempohari.
Gerakan ini juga yang sejak tahun lalu dibawa Hamilton ke ajang F1 dengan slogan We Race As One dan No Racism. Tim Mercedes bahkan mengubah livery mobilnya ke warna hitam sebagai bentuk dukungan buat Hamilton.
Sayangnya, perjuangan Hamilton tampaknya belum berbuah nyata. Ia sendiri pun masih mengalami pelecehan karena warna kulitnya. Itu tampak pada reaksi publik atas insiden tubrukannya dengan Max Verstappen di GP Inggris.
Pra fans Verstappen banyak yang menyerang Hamilton dari sudut itu, antara lain dengan memasang emoji monyet di kancah media sosial.
Wah. (rnp)