mobilinanews (Belgia) - FIA semakin aneh, terutama di bawah Race Director F1 Michael Masi. Begitulah pandangan banyak pihak atas gelaran dua laps yang lebih merupakan pawai ketimbang balapan di GP Belgia, Minggu (29/8/2021) kemarin.
Dan, ternyata, ada juga poin untuk fastest lap pada event yang oleh pembalap disebut bukan balapan itu.
Dari dua lap pawai di belakang Safety Car itu, F1 lantas membagi-bagi poin kepada 10 finisher, separoh dari seharusnya karena `balapan` berlangsung tak utuh. Max Verstappen (Red Bull Honda) dinyatakan sebagai juara dan karena itu dapat poin 12,5.
Karena FIA sudah anggap itu resmi dan sesuai peraturan maka bonus 1 poin pun tetap diberikan kepada pembalap yang mencetak fastest lap meski diterima hanya setengahnya.
Kelucuan lain timbul karena status fastest lap itu jatuh kepada pembalap Haas Nikita Mazepin.
Ia punya waktu tercepat di lap kedua, tak lain karena melonggarkan jarak dari pembalap di depannya, rekan satu timnya, Mick Schumacher.
Dengan jarak yang agak jauh itu Nikita lantas memacu mobilnya lebih cepat saat keluar tikungan jelang garis finish. Pastinya tak sengaja, manuver itu justru membuatnya bukukan fastest lap.
Kelucuan belum berakhir. Meski FIA resmi menetapkan Nikita peraih fastest lap, tapi ia tak boleh terima setengah poin karena tak finish di 10 Besar, zona poin.
Tapi, secara resmi pula pembalap Rusia itu sudah sah menambahkan peraih fastest lap GP Belgia 2021 dalam catatan karir F1-nya.
Dari situ muncul pertanyaan, lantas ke mana perginya bonus poin dari fastest lap itu meskipun hanya 0,5 poin? Karena FIA tak menetapkannya dan seolah hilang begitu saja.
Logikanya, menurut kubu Red Bull seharusnya jatuh kepada pembalap mereka, Max Verstappen. Driver Belanda itu tercepat di lap pertama dengan catatan waktu 3 menit 27,071 detik. Maka tim Red Bull Honda pun segera bergerak.
"Kami akan pelajari segala sesuatunya. Kami inginkan bonus setengah poin itu. Kami akan ketuk pintu FIA," ujar Penasehat Senior Red Bull Racing Helmut Marko.
Buat Red Bull tentu penting meski perburuannya hanya setengah poin. Dalam rivalitas sengit antara Verstappen dengan Lewis Hamilton bukan tak mungkin yang setengah poin itu menjadi poin krusial di akhir musim.
Apalagi sudah pernah terjadi penentuan gelar dunia hanya 1 poin, pada musim 2007 di mana Kimi Raikkonen (Ferrari) hanya unggul 1 poin atas Hamilton dan Fernando Alonso yang punya jumlah poin sama di urutan 2-3.
Jika Red Bull tetap menuntut maka bisa dipastikan kasusnya akan ramai dengan perdebatan. Tim Mercedes tak akan menerima begitu saja karena hasil GP Belgia saja sudah merugikan mereka, Verstappen dapat 12,5 poin sementara Hamilton hanya terima 7,5.
Selisih 5 poin yang amat berharga di klasemen pembalap. (rnp)