mobilinanews (Jakarta) – Dialah orang yang paling sedih dan kecewa atas keputusan pebalap HA Yudistira pindah ke Honda tahun depan. Ibnu Sambodo, pelatih sekaligus pemilik tim Manual Tech yang membimbing Yudis selama ini.
Sejak 2012 merekrut Yudis dan diproyeksikan menjadi pebalap pertama Indonesia menjuarai kelas Supersport 600 Asia Road Race Championship (ARRC) tahun depan. Tapi, Yudis memilih hengkang ke Honda yang dianggap bisa mewujudkan obsesinya ke Moto2.
Berikut petikan wawancara dengan Pakde, sapaan karibnya.
Bagaimana dengan kabar Yudistira ke Honda?
Benar. Yudis ingin ke Moto2.Hanya Honda yang bisa memenuhi obsesinya.
Jadi tawaran menjadi juara ARRC 2016 bersama Kawasaki menjadi diabaikan?
Yudis masih punya peluang untuk juara ARRC bersama tim Honda. Semoga saja dia cepat adaptasi dengan Honda CBR. Tim Kawasaki yang kehilangan peluang itu.
Perlu waktu berapa lama adaptasi dari Kawasaki ke Honda?
Untuk Yudis saya yakin akan langsung bisa adaptasi. Saya kira tahun 2016 pun dia mungkin juara ARRC. Asal timnya bisa memahami Yudis. Saya paham kemampuan Yudis.
Anda sedih dan kecewa?
Saya betul-betul sedih dia tidak bisa saya pertahankan di Kawasaki. Semoga dia bisa mencapai obsesinya. Apalagi saya harus menjelaskan situasi ini ke prinsipal.
Sejak kapan Anda menangani Yudis?
Sejak 2012. Saya malu terhadap Kawasaki.
Tapi alasan Yudis mau karier ke Moto2 menjadi susah menahannya?
Iya. Kami masih punya kebanggaan bisa mengantar Yudis sampai level dia sekarang. Di mana tim-tim dan pebalap ARRC sudah tidak memandang rendah bangsa kita.
Bagaimana ini menjelaskan ke prinsipal Kawasaki?
Ya saya jelaskan apa adanya. Kawasaki tidak punya jenjang di world championship buat pebalap Asia. Yudis ingin jenjang yang lebih tinggi. Prinsipal menyayangkan saya tidak segera membuat kontrak baru buat Yudis untuk tahun depan.
Saya jawab semua terlalu mendadak. Yudis memberi tahu saya tanggal 10 November setelah dia bertemu prinsipal lain. Saya sudah yakin dia akan pindah saat itu juga.
Tapi Yudis komit akan selesaikan hingga ARRC Buriram Thailand?
Sudah kewajiban dia. Sebenarnya kontrak normalnya sampai 31 Desember.
Sebelumnya Anda sempat proteksi ketika ada isu Yudis mau direkrut Yamaha?
Sebenarnya Yamaha tidak punya posisi untuk Yudis. Jadi saya nggak ambil pusing. Honda pun saya lihat tidak ada wacana merekrut Yudis karena sudah punya pebalap binaan : Andi Farid dan Gerry Salim.
Saya pun dekat dengan Pak Anggono. Dan dia nggak pernah menyinggung tentang keinginan Honda menggaet Yudis.
Nggak tahunya Honda yang bermain di tikungan?
Yaa.
Honda yang berminat atau Yudis yang mau?
Itulah hidup. Dalam hal ini analisa saya Yudis yang mau.
Yakin Honda bisa memahami karakter Yudis?
Bisalah. Saya yakin karena Yudis ke Honda membawa Novel manajer tim kami.
Bagaimana karakter Yudis?
Yudis punya tekad kuat. Kalau punya keinginan dia akan melakukan dengan sungguh-sungguh. Mental juaranya sangat bagus. Kalau timnya yang baru bisa memenuhi apa yang dibutuhkan baik secara teknis maupun kenyamanan bagi dia, saya kira bisa langsung juara ARRC tahun depan.
Apa yang tidak disukai Yudis?
Kalah !
Itu yang memotivasinya buat menang?
Tentunya. Disa bisa menerima kekalahan dari pebalap yang dia anggap hebat. Misalnya Yuki Takahashi. Tapi dia sangat terganggu jika kalah dengan pebalap selevel dia. Baik karena kesalahan dia sendiri maupun karena kesalahan teknik motor.
Selevel dia itu siapa?
Di ARRC sekarang saya kira hanya Takahashi yang lebih hebat dari Yudis. Selain dia saya anggap selevel seperti Yuki Ito, Zahwan, Koyama, Inagaki dan Rattapong.
Jadi boleh dibilang Yudis pebalap motor terbaik Indonesia sekarang?
Iya. Yudistira pebalap SS600 terbaik Indonesia saat ini.