mobilinanews (Inggris) - Mercedes secara terbuka membuka taktiknya menghadapi race GP Arab Saudi pekan depan. Tim pabrikan Jerman ini mengaku menyimpan mesin berjuluk roket yang digunakan di Brasil. Kini mesin itu akan dipakai lagi ke GP Arab Saudi.
Pengumuman terbuka Mercedes jelas bukan tanpa motif. Itu adalah perang urat syaraf untuk mengganggu lawan. Pasalnya, mesin ke-5 yang digunakan Hamilton di Brasil benar-benar istimewa. Ia finish ke-5 setelah start urutan 20 di sprint race. Pada main race, ia start dari P10 tapi melejit menjadi juara.
Karena hal itu juga Mercedes disebut-sebut lebih cocok di Sirkuit Jeddah yang karakternya adalah salah satu trek tercepat di dunia. Banyak pengamat yang memprediksi Hamilton akan menang lagi.
Tapi, Penasehat Senior Red Bull Racing Helmut Marko menegaskan pihaknya dan Max Verstappen sendiri sama sekali tak gentar menghadapi "rocket engine" yang siap kembali diluncurkan lawan.
"Karena performa mobil mereka jelas tak lagi sedahsyat di GP Brasil. Akan sangat berkurang setelah ketentuan baru FIA usai GP Qatar. Mercedes tak lagi bisa gunakan sayap belakang yang sangat fleksibel di Interlagos. Anda tak bisa lagi menurunkan spoiler seperti di Brasil, yang membawa keuntungan 0,4 detik per lap," kata Marko.
Marko pun mengutip ulang komentar desainer sirkuit terkenal Hermann Tilke yang membangun Siirkuit Jeddah. Tokoh yang membangun banyak sirkuit modern itu menyebut power milik Mercedes mungkin lebih diuntungkan pada trek lurus Jeddah.
Tapi, di antara 27 tikungan terdapat sejumlah fast corner yang bisa jadi keunggulan Red Bull Honda jika mendapatkan set up yang tepat.
"Dan, jangan lupa, ini trek jalan raya di mana hukumnya bisa terbalik," ungkap Tilke.
Ya, di trek jalan raya Monaco yang berliku, Verstappen juara. Begitu pun di GP Azerbaijan di tengah Kota Baku, Verstappen juga unggul meyakinkan yang sayangnya gelar juara harus lepas jelang balapan usai akibat pecah ban.
"Kami percaya kekuatan Max di sirkuit jalan raya. Di Baku, ia dominan tapi gagal juara bukan karena kesalahannya. Saya kira faktor pengemudi bisa membuat perbedaan di Arab Saudi," imbuh Marko.
Tentu saja, katanya, para teknisi Red Bull Honda sudah siapkan penangkal melawan musuhnya yang datang dengan senjata eks GP Brasil. Marko tak sebut apa penangkal tersebut, tapi besar kemungkinan RB16B akan mengutamakan set up untuk memetik keuntungan di daerah tikungan sejumlah 27 kelokan itu.
Tinggal ditunggu seberapa besar Verstappen mengambil keuntungan di zona tersebut untuk mengcover keuntungan W12 milik Hamilton di trek lurus.
Persis macam Ducati dan Yamaha di MotoGP, di mana Ducati kuasai trek lurus dan Yamaha ambil benefit di tikungan. Hasilnya adalah Yamaha meraih gelar juara dunia pembalap dan Ducati dapat gelar konstruktor.
Apakah itu akan terjadi pada Red Bull dan Mercedes? Yuk, mari kita tunggu. (rnp)