mobilinanews (Qatar) - "Ada beberapa pembalap kuat di sekitar saya. Saya tak tahu apakah bisa menang atau tidak, tapi saya ingin menang," tegas Enea Bastianini jelang start GP Qatar, di sirkuit Losail, Minggu (6/3/2022). Tekad dan kerja kerasnya berbuah kemenangan yang hadirkan keharuan di garasi tim Gresini Ducati.
Menggeber Ducati Desmosedici GP21 tak membuat Bastianini minder kepada pembesut Desmosedici terbaru, versi 2022.
Kepercayaan dirinya justru sangat tinggi diri di atas motor yang lebih tua setahun dari beberapa joki Ducati. Terlebih kala ia bisa jadi pembalap tercepat di sesi tes pra musim Sepang lalu.
"Tahun lalu saya mengendarai GP19, motor yang dua tahun lebih tua dari yang lain. Sekarang pakai GP21 membuat saya tak terlalu repot untuk beradaptasi dan tak perlu waktu lama membuat nyaman. Saya sangat percaya diri dengan motor ini," tegas juara dunia Moto2 2021 saat meraih posisi start front row (P2) bersama jorge Martin (Pramac Ducati/GP22) dan sang masetro MotoGP Marc Marquez (Repsol Honda).
Sayangnya, proses start-nya buruk saat memulai balapan. Tiga pembalap dari belakangnya (Pol Espargaro/Repsol Honda), Brad Binder (KTM) dan Joan Mir (Suzuki) malah menyalipnya.
Dan, pembalap yang disponsori beberapa produk asal Indonesia itu harus mulai menyerang dari tadinya niat hanya bertahan. Kesabaran menjadi kunci kala ia harus menghadapi Marquez.
Tapi, kala sukses menyalip juara dunia MotoGP 6 kali itu, kepercayaan diri Bastianini semakin melambung.
Begitu pun saat menyalip Binder, ia merasa hanya soal waktu mengejar Pol Esparagro yang sudah sedetik lebih di posisi terdepan. Tak lain karena ia gunakan komposisi ban soft (depan) dan medium (belakang) sementara rivalnya pakai ban lembut di kedua ban.
Benar saja, 5 laps jelang lomba berakhir, kecepatan Pol tak lagi sepol sebelumnya. Dengan mudah Bastianini menyalipnya di trek lurus.
"Saya push sejak awal. Di pertengahan balapan saya tahu punya potensi untuk memenangi balapan ini. Saya ingin menang dan harus menang," ceritanya di tengah sorak-sorai forza (hidup) Bastianini dan forsa Gresini yang tak henti diteriakkan kru Gesini yang dominan Italia.
Dan, ia pun menjuarai GP Qatar 2022 dengan keunggulan 0,3 detik atas Binder dan 1,3 detik atas Espargaro yang sempat melebar saat berusaha mengejar Bastianini yang justru menguntungkan Binder.
Kemenangan yang disambut air mata di kubu Gresini, terlebih pada Nadia Padovani yang mengambil alih kepemimpinan tim dari almarhum suaminya, Fausto Gresini, yang meninggal tahun lalu akibat Covid-19.
Air mata Nadia sudah tumpah sejak Bastianini sukses mengambil alih posisi Espargaro pada lap ke-18.
"Kemenangan ini buat Fausto, saya harap ia bisa melihat ini dari tempatnya kini berada," ucap Bastianini.
Meraih posisi start front row kali pertama, Bastianini juga meraih gelar juara kali pertama di serial MotoGP.
Buat tim Gresini, ini juga trofi pertama sejak pisah dengan pabrikan Aprilia dan berdiri sendiri sebagai tim independen.
Ini juga sukses perdana Nadia sebagai Team Principal Gresini Ducati, melengkapi statusnya sebagai wanita pertama yang mengomandani sebuah tim MotoGP.
Namun, sukses Bastianini sekaligus `pukulan` bagi tim pabrikan Ducati. Untuk sementara sukses ini membuktikan spesifikasi GP21 memang lebih ampuh dari GP22.
Sebuah perbandingan yang ramai diperbincangkan sejak tes pra musim di Sepang dan Mandalika, membuat Francesco Bagnaia akhirnya menggunakan kombinasi motor 21 dan 22.
Joki GP22 terbaik di GP Qatar adalah Johann Zarco (Pramac Ducati), finish P10 dengan gap waktu 10,5 detik dari Bastianini.
Masalah di GP22 ini sepertinya bakal makin meruncing menuju seri berikutnya. (rnp)