mobilinanews (Spanyol) - Sepuluh tahun di tim Repsol Honda sudah cukup membuktikan seberapa besar kontribusi Marc Marquez, dengan 6 gelar dunia. Tanpa dirinya, pabrikan Jepang ini terpuruk ke peringkat paling bawah di klasemen konstruktor musim ini. Kini ia siap bangkit. Tapi, ada syaratnya.
Kini Marquez sudah mulai pulih dari cidera panjangnya. Pekan depan dalam tes Misano ia dijadwalkan kembali naik motor andalannya RC213V untuk mengetes dan mengevaluasi sejumlah teknologi baru yang akan diusung Honda. Di GP Austria lalu ia hadir untuk menggelar evaluasi dan rapat konsolidasi dengan pihak Honda Racing Corporation (HRC) yang khusus datang dari Jepang.
Dalam pertemuan itu disebutkan Marquez memberi arahan kepada tim dan HRC dengan keyakinan Honda akan memberinya motor yang kompetitif seperti sebelum dirinya cidera pada musim 2020.
"Saya ingin sebuah proyek kemenangan. Sepanjang saya masih bisa bersaing dan memiliki level kompetitif, saya ingin motor yang bisa memenangkan balapan. Jika tidak....," kata Marquez tanpa menuntaskan kalimatnya dalam wawancara khusus dengan televisi Spanyol, DAZN.
Mencermati pernyataan berikutnya maka hal itu berarti ancaman Marquez untuk pisah dengan Honda jika ia tak lagi bisa meraih kemenangan. Sebab, seperti sering ia ucapkan, saat berada di lintasan maka tujuannnya adalah menang. Bukan finish antara P5 ke P10 seperti ia jalani di awal musim 2022, saat Honda memperkenalkan konsep baru RC213V yang bertolak belakang dengan gaya balapnya. Perubahan itu ditujukan agar motor lebih ramah kepada pembalap Honda lainnya, namun jelas gagal hasilnya.
"Saya selalu mengatakan Honda adalah Honda, merek impian saya. Saya tak pungkiri mereka sudah memberi banyak kepada saya. Mereka beri rasa hormat. Saya berterima kasih. Tapi, itu tadi, saya hanya akan di sini jika punya motor pemenang."
Ia juga mengkritik Honda yang gonta-ganti pembalap pendampingnya mulai dari Jorge Lorenzo yang gantikan Dani Pedrosa, kemudian adiknya sendiri - Alex Marquez dan saat ini Pol Espargaro. Mulai tahun depan hampir pasti juara dunia 2020 Joan Mir yang jadi tandemnya.
"Jangan berpikir bahwa mengganti pembalap akan menyelesaikan masalah," tegasnya.
Yang jadi masalah sekarang ini, lanjutnya, adalah komunikasi, koordinasi dan kolaborasi antara tim di sirkuit dengan para insinyur Honda di Jepang. Marquez menuding ada bagian penting yang hilang dalam proses tersebut. Ia bahkan menyebut ide-ide bagus bisa hilang hanya karena masalah email.
"Saya tak menuntut banyak. Hanya ingin mengoreksi cara bekerja. Antara tim di sirkuit dengan yang berada di pabrik."
Sebelumnya Marquez mengatakan hanya akan mengendarai RC213V jika punya kans menjadi juara. Jika hanya sanggup finish di grup 5 Besar maka ia akan memutuskan masa depannya sendiri.
Maka sepertinya tak ada cara lain buat Honda kecuali ikut kata Marquez yang punya kontrak hingga akhir 2024 di Repsol Honda. (rnp)