mobilinanews (Jepang) - Harusnya pada 5 Oktober 2022 lalu, tapi FIA menunda pengumuman apa yang disebut cashgate menjadi Senin, 10 October, hari ini. Tapi, hingga saat ini belum juga ada kabar apa-apa. Kecurigaan pun semakin santer.
"Penundaan beberapa hari memperkuat dugaan kalau apa yang disebut rumor ternyata benar adanya. Di sela waktu ini sepertinya ada pembicaraan tertentu di belakang," komentar Mattia Binotto, Team Principal Ferrari.
Cashgate yang jadi isu keras dalam 3 pekan terakhir adalah adanya laporan kecurangan tim Red Bull dan Aston Martin soal regulasi budget cap yang ditetapkan FIA dengan limit 145 juta USD untuk musim 2021.
Kedua tim tersebut ditengarai melebihi batas anggaran tersebut. Jumlahnya disebut antara 5 hingga 10 juta USD. Kedua tim tentu saja membantah.
FIA merespon isu ini dengan mengaudit ulang penggunaan anggaran tim peserta F1. Hasil investagi itu dijadwal diumumkan beberapa hari lalu namun diundur ke Senin (10/10) hari ini yang nyatanya tak juga muncul hingga artikel ini tayang.
Tak hanya Binotto. Bos Mercedes Toto Wolff pun terus mencecar FIA untuk serius menyelidiki kasus ini dengan transparan dan detil.
"Jika tidak, bukan tak mungkin kasus ini akan dibawa ke pengadilan dengan melibatkan lawyer dan tim independen," ucap Wolff.
Pembalap Mercedes Lewis Hamilton juga ikut berkomentar. Harapannya sama, FIA harus transparan dengan temuannya dan menghukum yang salah sesuai peraturan.
"Jangankan jutaan, jika tahun lalu kami bisa gunakan dana ekstra 300 ribu USD saja maka mobil kami pasti lebih kencang," ujar Hamilton yang tahun lalu kalah berebut gelar dengan Max Verstappen (Red Bull) lewat laga kontroversial di seri balap dan lap terakhir di GP Abu Dhabi.
Hal sama diapungkan Binotto. Jika ada kelebihan dana 1 juta USD saja maka mobil buatan mereka pasti lebih kencang sepersekian detik lagi.
"Kami taat pada regulasi dan patuhi budget cap. Ketika ada tim yang diduga melebihi batas maka itu adalah pelanggaran dan harus dihukum," tandasnya.
Managing Director F1 Ross Brown tahun lalu mengatakan pelanggaran pada budget cap bisa dihukum hingga bentuk diskualifikasi. Nah, jika Red Bull tshun lslu didiskualifikasi maka gelar dunia milik Verstsppen juga tak sah.
Maka gelar itu harus turun kepada pembalap dinurutan kedua klasemen, dalam hal ini Hamilton. Itukah yang diinginkan Mercedes? (rnp)