mobilinanews (Jakarta) - Meriah dan guyup. Itu kesan pertama yang terlihat pada perayaan ulang tahun ke-74, Chepot Haniwiano (lahir 5 Februari 1949) legenda balap Indonesia di Warung Solo, Jl Madrasah No.14, Cilandak Timur, Jakarta Selatan, Minggu (5/2/2023). Warung Solo milik Rio Sarwono pun ditutup sementara untuk umum, hanya dipakai untuk acara yang sebenarnya hanya mengundang teman dan para pelaku balap seangkatannya. Lihat saja, ada Japto Soerjosoemarno (Ketua Pemuda Pancasila), H Tinton Soeprapto, Dally Sofari, Dolly Indra Nasution, Indrajit Sarjono, Ria Sungkar, Faryd Sungkar, Dodo TS, Fauzy Aljufrie, Chandra Alim, Maher Algadrie, Robert Silitonga, Poedio Bintoro. Lalu, Ponco Sutowo, Tony Sudarsono, Bobo, Adi Warsita Adinegoro, Ratna Dumilah, Bagoes Hermanto, Indra, Irwan Gibet Rachim, Ari Kitik, Teddy Wibowo, Ridzky dan masih banyak lagi. Baca juga : Ternyata Warga Inggris Harus Membayar Tambahan 10 Persen Untuk Kepemilikan Mobil Listrik Bagaimana tentang kiprah Chepot Haniwiano yang kini seorang pengusaha - salah satu pengurus PT KFC Indonesia - dan Ketua Legend Riders Indonesia, adalah sebagai berikut. "Sesaat sebelum start, tidak jarang saya dihinggapi rasa takut, deg-degan," kata Chepot dikutip dari ahmad.web.id. "Tetapi, yang paling cemas tentu istri saya. Juga orangtua. Sementara itu, mereka selalu mendoakan agar saya selamat. Saya sendiri cuma pasrah: yang mau terjadi, terjadilah," ungkap Chepot. Chepot sendiri, di samping senang beradu kecepatan di darat, juga tekun ikut berlomba dengan motor boat. Bahkan, pada PON VIII, 1974, untuk olahraga yang disebut terakhir itu Chepot berhasil memperoleh 4 medali emas pada 4 kelas yang dipertandingkan. "Yang belum saya nikmati adalah olahraga dirgantara, seperti terjun payung," kata Chepot. Tetapi, semua orang tahu, salah satu di antara beberapa pembalap Indonesia yang mumpuni terjun di arena internasional. Chepot termasuk pengikut setia ASEAN Rally. Pada 1972, ia sudah ikut balap mobil di Eropa. Dan 1975, atas sponsor Pertamina, ia ikut balap mobil formula. Lalu, pada 1978, Chepot muda menggelinding mengikuti Southern Cross di Australia. Di sini mobilnya menabrak pohon. Tetapi, apa pun kejadiannya, "Buat saya semua acara selalu berkesan dan mengasyikkan," kata laki-laki yang gemar makan sop kambing itu. Karena itu, pada awal 1960-an, ia masuk sekolah teknik di Hamburg, Jerman Barat. Enam tahun ia di sana. "Belum selesai sekolah, saya sudah pulang," katanya. Sebelum itu, pada 1965, saat berlibur ke tanah air, Chepot sempat mengikuti balap, mengendarai mobil Honda milik Ponco Sutowo. Pada 1969, di Jerman, Chepot masuk sekolah khusus mengemudi. Dua tahun kemudian, 1972, dia disekolahkan oleh Pertamina ke Inggris untuk mendalami teori balap mobil. Sekolah itu, Jim Russel Racing Driver School, tersohor di dunia balap. |

More on Autosport
News and Features Browse all our editorial content in one place |
Autosport Live Minute-by-minute live race commentary |
Gallery The best photography from around the world |
Grand Prix Predictor Predict the winners for every race of the season |
Forix Stats The world's best motorsport stats database |
Autosport Digital Magazine Read or download today. New issue out every week. |
Autosport Awards Motorsport's most prestigious awards. |
Autosport International Our 4-day live event for motorsport fans |
Motorsport Jobs Browse the latest job vacancies |
Business Directory Search from almost 4,000 motorsport business |
- Explore More Series
- Formula 1
- Single-seaters
- MotoGP
- Sportscars
- Rallying
- Touring cars
- U.S.
- National
- Other
- Performance