mobilinanews (Brasil) - Crashgate, istilah yang disematkan pada kasus rekayasa kecelakaan di GP Singapura, kembali heboh. Gara-garanya pengakuan dosa mantan juragan F1 Bernie Ecclestone yang semestinya bersama bos FIA membatalkan race.
Bulan lalu Ecclestone menyebut seharusnya Hamilton hanya memiliki 6 gelar juara dunia F1. Bukan 7 seperti saat ini dan menyamai rekor gelar milik Michael Schumacher.
Alasan mantan penguasa F1 itu adalah berbagai rekayasa di GP Singapura 2008 yang pada akhirnya menguntungkan Hamilton yang kala itu membela tim McLaren. Di akhir musim ia unggul atas Felipe Massa (Brasil/Ferrari) dengan selisih hanya 1 poin, 98 versus 97.
Crashgate adalah rekayasa gila tim Renault untuk memungkinkan Fernando Alonso meraih kemenangan. Caranya dengan menyuruh pembalap kedua Renault, Nelson Piquet Jr, menubrukkan mobilnya dengan hebat di trek jalan raya Singapura. Tujuannya adalah agar safety car masuk lintasan dan itu menguntungkan posisi Alonso.
Benar saja Alonso lantas jadi juara, diikuti Nico Rosberg (Williams) dan Hamilton (McLaren) di posisi 2 dan 3. Hamilton mendapuk 6 poin di situ (distribusi poin belum berubah seperti saat ini).
Belakangan terbukti rekayasa kotor tim Renault itu. Pabrikan Prancis ini lantas dihukum FIA tak boleh ada di F1 selama 2 tahun. Sementara team principal Flavio Briatore yang jadi otaknya dihukum seumur hidup tak bisa aktif di F1.
Kini setelah 15 tahun berlalu Eccelstone memanaskan lagi kasus itu dengan statement baru. Saat itu, katanya, sesuai statuta maka FIA harus membatalkan balapan Singapore 2008 itu dengan alasan safety.
Namun ia dan Preaiden FIA saat itu Max Mosley memilih untuk tidak menjalankan perintah regulasi itu. Semata untuk menghindari F1 dari potensi dihantam skandal besar.
"Itu mempengaruhi hasil akhir klasemen kejuaraan dunia 2008. Harusnya Felipe Massa yang jadi juara dunia tahun itu. Bukan Hamilton," tegas Ecclestone, yang meski sama-sama orang Inggris tapi terkesan tak akur dengan Hamilton.
Pengakuan dosa Ecclestone itu langsung disambar oleh Massa. Ia dan pengacaranya siap menggugat keabsahan gelar 2008 itu dengan bukti baru statement Ecclestone.
Pembalap Brasil itu mengatakan ia pernah ingin ajukan masalah itu ke pengadilan tetapi para pengacara Ferrari merasa akan sia-sia aja karena FIA telah menetapkan hasil itu dan Hamikton maupun Massa telah menerima trofinya sebagai juara dan runner up 2008.
Kini ia merasa punya celah untuk kembali memoerjuangkan gelar yang seharusnya ia bisa persembahkan untuk diri, tim, keluarga dan negaranya.
"Pada akhirnya saya adalah orang yang paling dirugikan dalam kasus ini," tegas Massa.
Jika ocehan Ecclestone benar dan bisa dipakai lawyer Massa menggugat hasil musim 2008 maka total poin Hamilton saat itu harusnya dikurangi 6 menjadi 92. Sedangkan Massa tetap 97 karena ia hanya finiah P13 di Singapura 2008 tanpa poin.
Dan, inilah bukti lain betapa F1 itu tak hanya seputar teknologi, speed dan skill pembalap tetapi juga berbagai strategi jitu maupun yang kotor untuk kepentingan bisnis dan hiburan semata. (rn)