mobilinanews (Amerika) - Alex Rins menjadi topik pembicaraan dari sesi kualifikasi hingga usai sprint race di GP Amerika. Start front row dan finish podium, satu hal yang terduga oleh Honda dan para penggemarnya.
Rider Spanyol eks joki tim Suzuki itu baru memperkuat tim satelit LCR Honda dalam tiga grand prix musim ini, gunakan motor RC213V kebanggaan Honda dengan banyak gelar dan kemenangan namun terpuruk dalam tiga musim terakhir.
Menarik lantaran pencapaian Rins seolah mematahkan mitos selama ini bahwa RC213V terlampau liar dan hanya cocok buat Marc Marquez.
Semua pengguna RC213V dalam beberapa tahun terakhir mengeluhkan hal sama, betapa sulit untuk beradaptasi. Mulai dari Jorge Lorenzo, Pol Espargaro dan Alex Marquez.
Semuanya tak pernah puas dengan motornya. Hanya pembalap Jepang Takaaki Nakagami (rekan setim Rins di LCR) Honda yang tak mengeluh meski acap terjengkang bersama motornya.
Terlepas dari isu penggunaan sasis Kalex yang harusnya dipakai Marquez, hasil P2 di kualifikasi dan sprint race, menurut Rins adalah buah dari kecepatan beradaptasinya dengan RC213V.
"Khusus di Austin ini kami menemukan sesuatu (setingan motor) yang jadi keunggulan di sektor terakhir sirkuit," katanya usai balapn sprint race tanpa menyebut detil set up motornya yang pastinya adalah rahasia tim.
Yang pasti ia sudah mulai merasa nyetel dengan karakter RC213V yang selama ini dianggap hanya jinak di tangan Marquez.
"Saat kualifikasi, saya merasa jadi pole sitter hingga sesi selesai. Saya baru sadar kalau pole position jatuh kepada Pecco (Francesco Bagnaia) dengan selisih waktu tipis."
"Sedikit demi sedikit saya berkembang di atas motor. Gaya balap saya mulai cocok dengan Honda dan saya merasa nyaman dan percaya diri di atasnya. P2 di kualifikasi dan sprint adalah hasil bagus."
Dengan kemampuan motor dan rasa nyaman itu Rins pun sangat bersemangat menyongsong balap utama pada Minggu (16/4) sore waktu Texas, AS, atau Senin (17/4) dinihari WIB.
Seperti pada sesi sprint, ia akan mendampingi Bagnaia di baris terdepan starting grid. Target realistisnya adalah podium. Tentu jika ada kesempatan mencuri P1 dari Bagnaia maka itu akan ia perjuangkan dengan keras. Seperti perjuangannya saat juara di trek yang sama pada 2019.
Tentu saja pantang hukumnya mengulangi kesalahan seperti saat di sprint race kemarin. Kala motornya melebar padahal sudah sempat memimpin balapan.
"Saya ingin lanjutkan penampilan seperti itu. Kita lihat nanti!" tandasnya. (rn)