mobilinanews (Monaco) - Enam balapan F1 2023 sudah berlangsung. AMR23 besutan tim Aston Martin naik podium 5 kali, wow! Itu bikin semangat pemilik tim yang konglomerat Kanada, Lawrence Stroll, semakin royal membangun kekuatan.
Ayahanda pembalap F1 Lance Stroll (Aston Martin) itu langsung membangun pabrik mobil F1 sendiri di Inggris. Pabrik dengan fasilitas ultra modern dikabarkan selesai pada awal Juni ini. Semuanya demi ambisi Lawrence menjadikan timnya sebagai pemain papan atas F1.
Sang juragan pun kini siap memproduksi girboks dan suspensi sendiri setelah nantinya pindah ke pabrik baru. Tak lain untuk coba tingkatkan kemampuan Stroll dan Fernando Alonso di dalam kokpit.
Rencana itu dibenarkan Team Principal Mike Krack di sela-sela GP Monaco, Minggu (28/5). Begitu masuk pabrik baru maka dimulailah proyek memproduksi girboks yang selama ini dibeli satu paket dengan mesin Mercedes. Saat sama juga memulai produksi suspensi sendiri.
Beberapa hari lalu Aston Martin ikat kontrak dengan Honda sebagai pemasok mesin mulai musim 2026. Namun begitu ia memastikan pabrikan Jepang itu hanya memasok mesin, dan girboks tetap gunakan buatan Aston Martin sendiri.
Ia tak memungkiri inisiatif memproduksi komponen sendiri itu terkait dengan biaya yang semakin cekak karena aturan batas anggaran (budget cap) per tahun yang diberlakukan FIA.
"Pada dasarnya performa girboks di F1 tak banyak perbedaan dengan girboks mobil balap dunia lainnya. Tapi, tim mengeluarkan 8 hingga 9 juta USD per tahun untuk perbedaan yang sedikit itu," kata Crack.
Dengan kata lain timnya akan berhemat jutaan dolar jika memproduksi girboks sendiri. Saat sama, selisih biayanya bisa dialokasikan secara lebih pada pengembangan teknis lainnya.
Fernando Alonso yang sudah mengenyam lima podium musim ini dan bertengger di urutan 3 klasemen mengaku suka melihat langkah progresif tim yang bermarkas di Inggris itu. Itu pula yang membuatnya kepincut pindah dari tim Alpine ke Aston Martin tahun ini setelah mencermati ambisi Lawrence yang dibarengi dengan dana tak terbatas untuk pengembangan mobil. Yang membatasinya hanyalah aturan budget cap buatan FIA tadi dengan dalih biar tak ada ketimpangan antara tim kaya dan 'miskin'. Tujuan lainnya adalah memungkinkan kekuatan tim merata dan tak ada yang dominan yang bikin balapan membisankan. Yang nyatanya tak terjadi demikian di lapangan. Musim ini, misalnya, Red Bull sangat dominan dengan memenangi seluruh race. Begitu pun musim lalu, mereka menangi 17 dari 22 race.
"Mobil mereka selangkah di depan kami. Dalam keadaan normal, sulit mencuri kemenangan dari mereka. Mungkin tahun depan kami bisa mengubah cerita," cetus Alonso yang masih berambisi dan bergairah merebut gelar dunia kali ketiga di F1 setelah musim 2005 dan 2006 bersama tim Renault. (rn)