mobilinanews (Spanyol) - Legenda balap Australia yang juara dunia GP500 1987, Wayne Gardner, mengkhawatirkan kehidupan Marc Marquez jika terus balapan. Juara dunia 8 kali itu sebaiknya berhenti saja sebelum terlambat.
Mengingat cidera berkepanjangan dalam tiga tahun terakhir, Gardner mengaku benar-benar mengkhawatirkan masa depan juara dunia MotoGP 6 kali plus dua gelar di kelas bawah dan menengah.
"Reputasinya sudah lebih dari cukup. Nyawanya jauh lebih penting. Ia harus paham kalau kehidupannya ada 50 tahun lagi ke depan," sebut Gardner soal MM93 yang kini berusia 30 tahun.
Komentar ayahanda pembalap Remy Gardner itu muncul karena Marquez bolak-balik jatuh, cidera, balik ke balapan lagi dan lagi-lagi kelontang.
Setelah juara dunia 8 kali, lanjut Gardner, memenangkan balapan lagi seharusnya tak lagi sebuah prioritas buat pembalap inti tim Repsol Honda itu. Yang harus ia utamakan adalah sisa kehidupan berikutnya.
Dalam wawancaranya dengan media Motosan, Gardner mengaku permah mengalami situasi seperti Marquez. Menderita karena berbagai cidera dan sulit untuk menang lagi. Bedanya mungkin karena Marquez terus mencoba dan jatuh lagi, begitu terus karena ia selalu mencoba limit motornya sampai level maksimal.
Sebagai.pembalap, Gardner mengerti jiwa Marquez yang selalu ingin terdepan dan berani ambil resiko.
Tapi situasi berubah. Dalam usia 30 tahun mentalitas berubah, daya tahan tubuh melemah. Saat sama perkembangan teknologi motor sangat cepat dan para pembalap muda berdatangan dengan gaya balap agresif dan skill memadai.
"Itu semua sangat berpotensi membuat para rider senior frustasi. Saya penggemar Marc yang khawatir ia terluka lagi. Menurut saya ia sebaiknya pensiun selagi masih bisa."
Gardner menyalahkan Honda sebagai penyebab derita berkepanjangan Marquez. Ia menilai Honda tak cukup berinvestasi pada peran test rider. Mereka sangat bergantung kepada Marquez.
"Marc adalah pembalap murni. Bukan tester dan tidak mumpuni dalam aspek pengembangan teknis."
Akibatnya, pembalap berkarakter seperti Marquez selalu berusaha jadi terbaik dengan motor yang ia tunggangi. Ia mencona dan terus mencoba menemukan batas puncak kecepatan motor dengan abaikan resiko. Dan, menurut Gardner, itulah yang terjadi pada Marquez saat ini.
"Saya benar-benar khawatir. Tak semestinya ia ambil resiko besar. Sebaiknya ia menikmati saja sisa kehifupan berikutnya." (rn)