mobilinanews (Brasil) - Lewis Hamilton sudah perpanjang kontrak di Mercedes hingga akhir 2025 dengan nilai 100.000.000 Euro. Jelas orientasinya adalah mencatat rekor 8 kali juara dunia F1.
Tapi, bisa jadi itu sebatas mimpi setelah "penampilan Mercedes yang tak bisa dimaafkan" pada GP Brasil, Senin (6/11) dinihari WIB.
Saat Max Verstappen membukukan rekor 17 kemenangan dalam semusim, Hamilton justru finish P8 dengan marjin 63 detik dari driver Red Bull Racing (RBR) itu. Sedangkan rekan setimnya di Mercedes, George Russell, retire 12 laps jelang akhir balapan karena mesin kepanasan.
Mengapa terkait dengan ambisi 8 gelar?
Tak lain karena sejak paruh kedua kompetisi 2023, Mercedes sudah lupakan musim 2023 dan mulai mencicil pengembangan mobil ke 2024. Up date teknis dilakukan hampir di setiap race.
Dalam tiga seri beruntun GP AS, Meksiko dan Brasil misalnya. W14 dilengkapi lantai baru dan seperangkat aero kit yang juga bagian dari rencana membangun W15 tahun depan.
Hasilnya, Hamilton finish P2 di AS (meski akhirnya didiskualifikasi karena gagal scrutineering di akhir race) juga P2 di Meksiko dengan gap tinggal 14 detik dari Verstappen.
Wajar kalau saat itu skuad Mercedes bersukaria. Optimisme melambung ke GP Brasil di Sirkuit Interlagos untuk mendapuk kemenangan perdana tahun ini. Tak lain karena sirkuit ini dianggap lebih cocok buat Mercedes dibandingkan RBR. Faktanya pada 2021 Hamilton bisa juara meski start dari belakang. Dan, pada 2022, Russell memetika kemenangan perdana F1-nya di sirkuit ini sekaligus satu-satubya kemenangan Mercedes pada 2022.
Tapi, kali ini di tempat yang sama, Mercedes justru semakin jauh dari RBR. Sialnya lagi, mereka bahkan kalah dari McLaren, Ferrari dan Aston Martin.
"Hasil yang tak bisa dimaafkan. Tak ada kata lain, mobil kami memang tak layak juara," komentar Team Principal Toto Wolff yang kemudian merasa arah pengembangan W15 harus dikoreksi lagi.
Hamilton yang berusia 39 tahun pada bulan Januari mendatang pun kehabisan kata-kata. Peluang dapat 8 gelar sulit dikejar hingga saatnya pensiun pada akhir tahun 2025.
“Yang bisa saya lakukan hanyalah mencoba untuk tetap optimis. Red Bull masih sangat jauh. Mereka mungkin masih akan dominan dalam beberapa tahun ke depan."
“Saya tahu itu akan menjadi pertandingan yang sulit. Saat ini adalah sebuah kemunduran buat kami. Namun, sebagai sebuah tim kami hanya akan bersatu dan mencoba untuk terus maju," katanya.
Hamilton dan seluruh krunya bisa jadi saat ini harus melupakan sejenak ambisi 8 gelar pada tahun depan atau tahun berikutnya.
Saatnya fokus pada dua seri sisa F1 2023 di Las Vegas dan Abu Dhabi. Pasalnya, usai seri Brasil, keunggulan Mercedes atas Ferrari di kejuaraan konstruktor pun kini tersisa 20 poin saja. Jika W14 masih lemah, bukan tak mungkin target P2 di klasemen konstruktor 2023 lari ke bumi Italia lewat Ferrari. (rn)