mobilinanews (Jakarta) – Saat ini beredar video di medsos tentang “wawancara colongan” antara penumpang dengan pengemudi taksi Blue Bird sehari setelah kejadian demo anarkis pengemudi taksi konvensional di jala protokol Jakarta.
Dalam perbincangan berdurasi hampir 3 menit itu terkuak semua bahwa demo menolak taksi online itu perintah dari manajemen melalui peguyubannya.
“Iya, tepatnya dari paguyuban. Kalau tidak, mana kita berani pak. Biasanya kita demo kan kalau misalnya menuntuf fasilitas dan perbaikan. Sudah ada SOP-nya. Ya diberhentikan permanen. Itu aturannya,” ujar pengemudi.
Penumpang membuka pembicaraan dengan, hari ini sepi ya Pak? “Banyak yang nggak keluar mas,” jawab pak sopir.
Ikut demo kemarin Pak? “Nggak kebagian ( mobil).”
Inisiatif sendiri atau diperintah? “Ya mas tahu sendirilah. Mana berani kalau nggak ada perintah. Kalau inisiatif sendiri takut sanksinya.”
“Dikasih mobil satu-satu. Dikasih makan siang dan dikasih ongkos juga,” lanjut pengemudi berlogat Jawa dari suaranya.
Lebih lanjut pengemudi itu menyampaikan bahwa ada penjatahan 60 mobil per pool untuk ikut demo. Memang digerakkan.
“Kalau semua ikut mah nggak muat itu jalan Sudirman ama Blue Bird aja,” ujarnya si bapak.
Kalau ada statement Blue Bird justru melarang demo kemarin itu? “Iya tahulah, politiklah itu mas,” sahut sang pengemudi.
Katanya pula itu orang lain sengaja pakai seragam Blue Bird yang biru-biru? “Nggak mungkin pakai seragam Biue Bird. Buat apa? Peraturannya ketat di Blue Bird itu. Kita demo menuntut fasilitas dan perbaikan saja bisa dipecat,” ungkapnya lagi.
Jadi nggak ada satu pun yang kena teguran atau sanksi yang ikut demo kemarin? “Nggak ada tuh. Mobil remuk pun nggak ada komplain dan klaim. Itu banyak yang remuk kemarin.”
Video tanya jawab itu pun berakhir.