mobilinanews (Jakarta) – Tak terbantahkan, MGK Kemayoran telah menjadi sentra onderdil dan aksesoris terbesar di Jakarta. Kelebihannya, seluruh tenant bisa mendapatkan ruangan ber-AC karena ada di dalam gedung.
“Satu lagi, aksesnya bisa ditempuh dari berbagai arah. Dari keluar tol Kemayoran, Gunung Sahari, Sunter dan Cempaka Putih. Maka itu MGK menjadi tempat usaha yang menguntungkan,” ujar Ronny Martinus, Manager Marketing & Promosi MGK ketika mampir ke booth mobilinanews IIMS Kemayoran, Jumat (15/4).
Namun sayangnya, tingkat hunian masih 70 persen di MGK. Padahal berbagai upaya promosi dan marketing telah dilakukan.
Apa penyebabnya? Sudah banyak yang tahu, bahwa MGK Kemayoran memiliki saingan yang lokasinya tidak jauh yakni Pasar Mobil Kemayoran (PMK). Masalahnya, kebijakan menutup PMK itu terasa maju mundur tidak ada kepastian.
“Wah, kalau urusan yang itu agak berat. Mending kami menyusun kegiatan sepanjang tahun dengan melibatkan komunitas mobil di MGK. Biasanya, kami menggandeng tenant. Kemudian ada interaksi klub-klub mobil itu dengan para tenant aksesoris dan spare part di lantai 5 dan 6 MGK Kemayoran,” Ronny.
Strategi lain yang dijalankan dengan melakukan pendekatan kepada calon tenant agar mau mengambil posisi di MGK Kemayoran dengan sejumlah fasilitas.
“Lumayan berhasil meski kemudian sebagian menjadikannya tempat usaha sekaligus sole agen. Jadinya mereka tidak melakukan display barang after market atau aksesorisnya, ” ungkap Ronny lagi.