mobilinanews (Jakarta) – Tentang batalnya Indonesia menjadi tuan rumah MotoGP tahun 2017 mendapat reaksi dari kalangan anggota dewan di Senayan, Jakarta. Adalah DR. Jefri R Riwu Kore, anggota komisi X Fraksi Partai Demokrat DPR-RI yang menyuarakan.
“Sangat disayangkan gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah event internasional Moto GP 2017. Karena hal ini merupakan kesempatan emas untuk mengangkat harkat martabat bangsa Indonesia di mata dunia sekaligus meningkatkan devisa negara dari sektor 'Sport-Tourism',” ujar Jefri Riwu.
Menurut anggota dewan dari daerah pemilihan Nusa Tenggara Timur itu, Komisi X pernah menerima audiensi pihak panitia Moto GP Internasional, Dorna Sport dan pihak pengelola Sirkuit Sentul awal tahun 2015 lalu. Prinsipnya mereka memerlukan ketegasan dukungan resmi pemerintah agar dapat bergerak, termasuk mencari pendanaan untuk memperbaiki kondisi dan melakukan renovasi sirkuit Sentul.
Tetapi kemudian publik dibingungkan dengan statemen bias Kemenpora yang dengan 'gagah' sempat mengatakan, akan membangun sirkuit baru di Palembang pada 2016 ini dan tidak perlu fasilitas swasta seperti yang telah ada sekarang yakni sirkuit Sentul.
“Kami minta Kemenpora untuk tidak hanya berpolemik dalam menyelesaikan permasalahan olah raga. Masih segar di ingatan publik tentang pembekuan PSSI, merosotnya prestasi Indonesia ke ranking 5 pada SEA Games 2015 lalu, ketidakpastian dukungan untuk Rio Haryanto pebalap F1 dan kini gagalnya Indonesia menjadi tuan MotoGP 2017 yang sempat menjadi harapan besar para pecinta balap tanah air,” ungkapnya.
Terus terang, lanjut Jefri Riwu, saat ini sebagai wakil rakyat di Komisi X yang membidangi olah raga melihat gejala pemerintah 'gagal paham' tentang pentingnya sukses Indonesia sebagai penyelenggara sekaligus peserta Asian Youth Games 2017, Asian Games 2018 dan Asian Para Games 2018.
“Jika kita gagal sebagai tuan rumah Asian Games, maka di depan 45 negara Asia, 'muka' bangsa ini kontan jadi taruhannya. Maka itu kami minta pemerintah dalam hal ini Kemenpora lebih fokus dalam mengurus olahraga Indonesia,” pungkas Jefri. (budi santen)