mobilinanews

Sirkuit Sentul Masih Bisa Dikembangkan, Butuh Suntikan Investor Baru

Kamis, 05/09/2019 18:40 WIB
Sirkuit Sentul Masih Bisa Dikembangkan, Butuh Suntikan Investor Baru
Dari kiri Tony Dharmawan, Paul Montolalu, Komjen Purn Nanan Soekarna dan H. Prasetyo Edi Marsudi pada Sarasehan Tokoh Otomotif Indonesia tadi malam di Balai Sarwono

mobilinanews (Jakarta) - Sentul International Circuit, Bogor sebagai satu-satunya sirkuit terbaik di Indonesia saat ini memiliki lokasi yang sangat strategis karena berada di sisi jalan tol Jagorawi. Namun selain itu, juga masih bisa dikembangkan lagi dengan memanfaatkan lahan yang ada.

"Saya kira sirkuit Sentul masih menjadi acuan balap baik nasional maupun international. Namun menurut saya, masih bisa dikembangkan lagi, mengingat di seputarnya masih banyak lahan, untuk venue speed offroad, sprint rally hingga speed rally," ungkap H.Prasetyo Edi Marsudi, offroader senior dan bos tim Banteng Motorsport.

Hal itu disampaikan Prass 86 --demikian sapaan karibnya-- pada Sarasehan Tokoh Otomotif Indonesia 2019 di Balai Sarwono, Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Rabu (4/9/2019) malam. Acara dihadiri sekitar 50 orang tokoh dan pelaku balap senior Indonesia.

Juga ditambahkan oleh Prass 86, bahwa keberadaan lahan sekitar 35 hektar di Ancol, Jakarta Utara yang telah diizinkan Gubernur Anies Baswedan untuk kegiatan motorsport itu bersifat sementara serta hanya untuk kegiatan cabor offroad seperti motocross, speed offroad maupun sprint rally.

"Jadi keberadaannya, tidak akan "mengganggu" sirkuit Sentul. Apalagi kalau berbicara soal sirkuit balap permanen, hingga tenaga racing committe tetap harus ke Sentul. Sirkuit Sentul di bawah Pak Haji Tinton, the best lah," lanjut Prass yang disambut tepuk tangan peserta sarasehan.

Sementara itu Paul F. Montolalu, bos tim ABM Motorsport yang juga partner sirkuit Sentul dalam menggelar ISSOM sejak 5 tahun terakhir, menyampaikan bahwa sirkuit Sentul perlu mendapat suntikan investasi guna bisa melakukan renovasi termasuk yang mendesak overlay (pengaspalan ulang) lintasan.

"Hanya saja, investor akan masuk jika ada bentuk kerjasama secara business to business secara profesional. Misalnya, dengan BOT (hak pengelolaan) 20-30 tahun, dengan diberi hak pengelolaan sirkuit dan fasilitas pendukung lainnya. Teknisnya, bisa dibicarakan lebih lanjut," terang Paul.

Pasalnya investor ketika menanamkan modalnya, tentu ingin uangnya bisa kembali meski untuk jangka waktu yang relatif lama. 

Sejumlah masukan juga disampaikan para peserta sarasehan lainnya seperti Dolly Indra Nasution, Chandra Alim, Faryd Sungkar, Komjen Purn Nanan Sukarna hingga Anondo Eko. 

Sarasehan yang dikreatori Ton`s Club tersebut berakhir sekitar pukul 21.30 WIB. (bs) 

About Us | Our Team | Careers | Pedoman Siber | Disclaimer

© 2017 mobilinanews.com All Right Reserved
frodo