Formula One Makin Rapuh, 4 Tim Terancam Ambruk
mobilinanews (Inggris) - Kerusakan ekonomi tim-tim F1 semakin dalam akibat Covid-19. Jika masih berlarut, 4 tim dari hanya 10 tim kontestan F1 berpotensi ambruk.
"Ada dua tim yang saat ini sekarat meski dalam kenyataannya berjumlah lebih. Jika tak ada langkah penyelamatan yang agresif, saya perkirakan akan ada 4 tim yang keluar dari F1," kata CEO McLaren Zak Brown tanpa menyebut nama tim dimaksud.
Yang jelas McLaren sendiri termasuk didalamnya. Tim elit kebanggaan Inggris itu menjadi tim F1 pertama yang pekan lalu merumahkan sejumlah stafnya, memtong gaji karyawan, dan juga memotong bayaran duet pembalap Carlos Sainz Jr dan Lando Norris.
"Kondisi F1 saat ini sangat rapuh. Perlu perubahan besar-besaran dalam soal anggaran," ucap Brown dengan menyebut salah satunya adalah perlunya budget cap kembali diturunkan ke angka 100 juta USD.
Sebelumnya batas anggaran tim F1 sudah diturunkan dari 175 juta USD ke angka 150 juta USD. Tapi, mengingat tak menentunya kapan pemulihan ekonomi bisa dirasakan maka angka itu pun sepertinya perlu ditinjau ulang.
Keluhan Brown bukan hanya mewakili tim papan bawah maupun tim papan tangeh seperti McLaren.t
Tapi sesungguhnya juga ikut dirasakan tim elit macam Mercedes, Ferrari, dan Red Bull. Red Bull, misalnya, yang menjadi tumpuan keuangan tim yang menaungi Max Verstappen ini alami tingkat penjulan produk yang anjlok sangat drastis.
Kaleng-kaleng minuman mereka tak terjual karena bar, pub, dan cafe-cafe ditutup gegara Covid-19. Pastilah kondisi ini akan memengaruhi kekuataan finansial untuk dukung program F1 selanjutnya.
Brown sendiri tak punya solusi konkret untuk ditawarkan kepada FIA dan Liberty Media sebagai pemegang hak penyelenggaraan F1.
Yang ia inginkan adalah kedua lembaga itu berpikir dan bertindak lebih agresif untuk berkelit dari situasi.
Susahnya, saat sama FIA dan Liberty juga dipusingkan oleh banyak hal. Tak hanya keselamatan tim, tapi lebih besar lagi adalah penyelamatan F1 itu sendiri berikut seluruh aspeknya.
Soal jadwal kompetisi 2020 saja belum ada kejelasan, padahal snudah 8 putaran awal tak bisa berlangsung.
Sementara untuk putaran berikut yang masih dalam status wait and see, persoalan baru muncul. Sejumlah promotor lokal sudah minta keringanan untuk pembayaran kewajiban mereka, terutama promoter fee yang jumlahnya sangat besar.
Duh, kasihan Liberty yang justru menghadapi persoalan seberat ini seusai `menggulingkan` kekuasaan Bernie Ecclestone pada awal 2017 lalu. (rnp)