Komunitas PI-ONE dan Petualangan 7 Ribu Kilometer Mengeksplorasi Pesona Nusa Tenggara

mobilinanews (Sumba) - Enam member komunitas Pajero Indonesia One (PI-ONE) Chapter Bandung Raya melakukan perjalanan Panjang dalam touring `Jelajah Wilayah Tenggara Indonesia`.
Petualangan bertahuk "From West to The South East" yang mirip dengan perjalanan dalam sebuah film Tiongkok itu dilakoni oleh Edwin, Diki, Yudi, Eman, Eka, dan Gilli, sejak 24 Desember 2024 silam, dengan menempuh jarak lebih dari 7.000 kilometer selama kurun waktu 22 hari.
Rombongan `Piwaners` sebutan untuk anggota komunitas PI-ONE memulai ekspedisinya dari kota Bandung menuju Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya melalui jalan tol Trans Jawa. Saat melintasi jalan tol, cuaca tidak bersahabat.
Hujan deras yang mengganggu visibilitas menjadi salah satu rintangan yang dihadapi oleh 6 sekawan tersebut. Namun pengalaman dan niat mereka untuk menjelajah mengatasi semua hal tersebut.
Road Captain di rombongan touring `Jelajah Wilayah Tenggara Indonesia`, Edwin mengatakan mereka telah mempersiapkan semuanya dengan matang, sehingga yakin semua bisa dilalui dengan baik.
"Berkendara saat hujan deras di jalan tol dengan kecepatan tinggi, sedikit menantang adrenalin, meskipun begitu saya tetap nyaman dan percaya diri melewati rintangan tersebut dengan Wiper Ultraflex dari Autovision," ungkap Edwin.
Mengatasi rute panjang pertama itu, rombongan Piwaners tiba di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, setelah melintasi tol Trans Jawa. Petualangan mereka lanjutkan dengan memakai kapal laut dari Tanjung Perak menuju Pelabuhan Waingapu.
“Tiba di Pulau Sumba via Pelabuhan Waingapu, kami sangat terpesona dengan keindahan alam Sumba Timur. Really Amazing and Beautiful Island. Apa yang kita cari ada semua disini. Menjelajah kota, adventure, bukit-bukit dan savana yang indah, air terjun dan pantai. Semuanya lengkap!,” ucap Edwin.
Hal senada juga diutarakan oleh Eka. Menurutnya, keindahan alam Sumba sangat eksotis sehingga layak dikunjungi.
"Destinasi wisata paling berkesan di Sumba seperti air terjun Weekacura yang berada di tengah area persawahan. Lokasinya tepatnya di Desa Tema Tana, Kecamatan Wewena Timur, Kabupaten Sumba," ujarnya.
Perjalanan Komunitas Pajero Indonesia One (PI-ONE) dikawal pencahayaan tajam dari Autovision BiLED Tesla Fusion
Selama beberapa hari rombongan Piwaners mengeksplorasi keindahan Sumba Barat dan Timur. Namun, keindahan tersebut harus ditempuh dengan jalan yang menantang.
"Saat di Sumba, map yang mengarahkan kita menuju daerah-daerah yang belum terjamah dan bebatuan yang gelap di daerah pegunungan dengan pepohonan yang rimbun yang mengganggu jarak pandang, tidak menjadi hambatan sama sekali dengan pencahayaan dari Autovision BiLED Tesla Fusion," ungkap Edwin.
Rombongan Piwaners menyambangi berbagai destinasi wisata ikonik di Sumba seperti, Tanarara, Bukit Palindi Piarakuku, Kincir Angin Desa Mau Bokul, Air Terjun Waimarang, Kampung Raja Rende, Pantai Walakiri , Savana Puru Kambera dan Air Terjun Tanggedu.
Puas menjelajah keindahan di Sumba Timur, mereka langsung tancap gas menuju Flores. Lagi-lagi, rombongan Piwaners harus melewati medan jalan yang berkelok tajam plus disertai hujan dan kabut.
"Hal yang paling menantang berada di Kupang dan Atambua, jalurnya ekstrim dengan jalan kelok tajam plus disertai hujan dan kabut. Namun, kita lalui tanpa ada masalah karena semua mobil yang ikut dalam ekspedisi ini sudah terpasang lampu Autovision," ungkap Eka.
Tak hanya berwisata, rombongan Piwaners juga menyempatkan aktivitas sosial dengan mengunjungi korban bencana Gunung Lewotobi yang meletus pada November lalu.
“Tak lengkap rasanya jika perjalanan ini tanpa kegiatan sosial. Kami pun melakukan agenda baksos. Mengunjungi sekolah SDI Bokang (Posko Pengungsian Korban Bencana Gunung Lewotobi Laki-laki yang Meletus),” jelas Eka.
Destinasi Piwaners berikutnya adalah mengunjungi Danau Kelimutu dan menuju Ende. Nah, disinilah ujian terberat yang dihadapi oleh mereka selama bertualang di wilayah Tenggara Indonesia.
"Sebelum masuk Desa Moni di Ende, jalannya udah kayak ular, ngeri banget, ada yang treknya letter W, letter U, jalan ini kita lalui selama 2 hari, tapi kita tetap percaya diri melintasinya berkat bantuan cahaya Foglamp Autovision Dakar FL30," ungkap Edwin.
Setelah itu, rombongan sampai di Labuhan Bajo, untuk menikmati pesona Pulau Padar, Pulau Komodo, Pink Beach, Taka Makasar, Manta Point dan Pulau Siaba. Rute berikutnya menuju Sape, Bima dan menyeberang Pototano ke pelabuhan Kayangan, Lombok Timur.
Saat berada di Lombok, rombongan memiliki berbagai agenda. Mereka melipir ke Desa Sukarara yang merupakan desa sentra tenun khas Lombok, dusun adat Sade, Bukit Merese dan Tanjung Aan.
"Rasa penasaran saya langsung terpuaskan ketika melihat kebudayaan masyarakat Lombok, Gak cuma indah alamnya ternyata kebudayaannya juga mempesona jiwa," ungkap Eman.
Sebelum kembali ke pulau Jawa, rombongan singgah di sirkuit Mandalika, Lombok, untuk menjajal track balap sambil mengabadikan kebersamaan. Tour di Lombok ini mengakhiri perjalanan untuk kemudian kembali memasuki Pulau Jawa.
"Semuanya berjalan tanpa kendala dan nyaman melintasi jalan tol sampai jalur ekstrim dengan belokan yang sangat tajam dan berliku-liku, area yang sangat gelap ketika malam, kondisi hujan dan kabut. Kondisi tersebut tidak jadi hambatan berkat cahaya utama dari Autovision BiLED Tesla Fusion yang sudah mempunyai laser sebagai lampu jauhnya, dan dibantu pencahayaan Foglamp Autovision BiLED Dakar FL30," tutur Edwin.
Tanpa terasa rombongan ‘Piwaners’, kembali ke Bandung pada 15 Januari 2025. Setelah menjalankan misi Touring Jelajah Wilayah Tenggara Indonesia yang penuh kesan.
"Alhamdulillah seluruh tim dalam kondisi baik saat kembali ke rumah. Sungguh pengalaman yang luar biasa untuk perjalanan touring Jelajah Wilayah Tenggara Indonesia kali ini.Sampai bertemu di agenda touring selanjutnya,” tutur Edwin.