mobilinanews

Pandu Pradana, Sang Pembalap Mobil Mercedes Akhirnya Kalah Melawan Covid-19

Selasa, 22/06/2021 16:18 WIB
Pandu Pradana, Sang Pembalap Mobil Mercedes Akhirnya Kalah Melawan Covid-19
Pandu Pradana, sosok hiperaktif yang sangat mencintai dunia otomotif dan balap mobil. (foto : ist)

mobilinanews (Jakarta) - Dunia balap kembali berduka. Pandu Pradana (54 tahun) pembalap sekaligus promotor Mercedes One Make Race Championship (MOMRC) telah berpulang Selasa (22/6/2021) sekira pukul 10.00 WIB hari ini.

Bro Pandu meninggal di rumah sakit dr Sukamto (RS Polri) Kramatjati, Jakarta Timur karena Covid-19.

Salah satu figur yang paling kehilangan dan bersedih adalah Iswachyudi - akrab dipanggil bang Yudi - partner almarhum di MOMRC. 

"Sedih banget, karena hubungan saya sangat dekat dan merupakan soulmate saya di MOMRC. Waktu mulai pertama menggelar event balap Mercedes-Benz pertama di sirkuit Sentul, 11 tahun lalu yang tercatat sebagai promotor penyelenggara adalah saya dan om Pandu. Tapi karena dia juga ikut balapan, jadi yang diminta muncul ke komunitas," ungkap bang Yudi kepada mobilinanews.

Dituturkan oleh bang Yudi, jelang putaran 2 ISSOM 2021 lalu pada hari Rabu (9/6/2021) saat dihubungi untuk registrasi, om Pandu mengatakan absen dulu.

"Kata dia, lagi tidak enak badan. Saya hubungi seperti biasa jelang balap, untuk kepastian keikutsertaan. Karena waktu putaran 1 ISSOM 28 Maret lalu, dia turun di kelas Elegance dan naik podium," terang bang Yudi.

Rupanya, pada hari itu juga, Pandu yang musim ini baru bergabung di Gazpoll Racing Team oleh keluarganya dibawa ke rumah sakit UIN Hidayatullah karena mengeluh sesak nafas dan suhu badan tinggi. Dan setelah test PCR, dinyatakan reaktif (positif Covid).

"Om Pandu mengeluh capek dan gak enak badan itu dikabarkan setelah pulang touring moge dari Cepu, Jawa Tengah. Padahal beberapa hari sebelumnya, habis menghadiri Munas HDCI di Surabaya, karena beliau memang sangat aktif di komunitas otomotif Harley-Davidson dan Mercedes-Benz, serta dikenal pribadi yang ringan tangan. Faktor akumulasi kecapekan itu ditengarai kemudian beliau terpapar Covid," beber bang Yudhi.

Saat di rumah sakit, dikabarkan kondisinya kurang begitu baik dan membutuhkan perawatan intensif serta dana yang cukup besar.

Suryo Tutuko, kakak kandung yang mengurus dengan pihak rumah sakit dan dokter kemudian menyampaikan bahwa kondisi kurang baik itu karena setelah didiagnosa ada komorbid (penyakit penyerta) yakni diabetes dan hipertensi.

Sang kakak, kemudian membuka penggalangan dana melalui aplikasi Galang Dana dengan teaser : Pandu dirawat di ICU, bantu Ia sembuh dari Covid-19.

Baru 2 hari masuk aplikasi, telah terkumpul donasi sebesar Rp 96.014.397 dari estimasi kebutuhan dana Rp 580.000.000. Disebutkan, banyak yang mengirim donasi karena Pandu dikenal orang baik, suka membantu dan memiliki hubungan luas.

Ini keterangan Suryo Tutuko pada aplikasi Galang Dana tertanggal 20 Juni 2021 :

Hai, perkenalkan nama saya Suryo Tutuko, kakak dari Pandu Pradana. Mewakili keluarga Pandu, dengan segala kerendahan hati kami hendak menggalang dana untuk membantu meringankan biaya pengobatan adik saya.

Sejak 8 Juni 2021, Pandu menderita penyakit Covid-19 dan langsung melakukan perawatan inap di RS UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Kemudian, dokter menemukan penyakit komorbid diabetes tipe 2 dan hipertensi, yang ternyata memperburuk proses penyembuhan penyakit ini.

Kondisi Pandu menurun sejak saat itu, dan harus dipindahkan ke Intensive Care Unit (ICU) sejak Jumat, 11 Juni 2021 di RS Umum Bhayangkara Tk. I R.Said Sukamto, Jakarta Timur (RS POLRI Kramat Jati).

Awalnya Pandu Pradana mengalami gejala demam, meriang dan sesak nafas. Alat bantu pernapasan telah dipasangkan untuk mempermudah pernafasannya.

Per tanggal 18 Juni 2021, kondisi mengkhawatirkan ditemukan pada organ Pandu, yaitu paru-paru yang rusak (fibrosis) yang juga memperberat kondisinya.

Melihat saturasi oksigen dan kemampuan bernafas Pandu yang menurun, saat itu juga tindakan intubasi harus dilakukan untuk pemasangan ventilator.

Hingga saat ini, beberapa tindakan pengobatan oral, intra vena, hingga terapi plasma konvalesen telah dilakukan.

Namun, hal tersebut belum juga memperbaiki status kesehatan Pandu. Bahkan tingkat kesadarannya ada di status GCS 8 (GCS normal adalah 15), dan ia sedang ditidurkan dalam pengaruh anastesi.

Harapan kami sekarang adalah beberapa terapi atau pengobatan penunjang dengan total biaya yang dibutuhkan sebesar Rp 580.000.000, untuk rinciannya:

Biaya Penunjang Pengobatan : Rp. 570.000.000,-

Biaya Operasional Pasien : Rp. 10.000.000,-.

Untuk itu, sangat besar harapan kami akan bantuan dan doa para #OrangBaik agar Pandu Pradana bisa melanjutkan pengobatan hingga selesai, dengan cara:
1. Klik tombol “DONASI SEKARANG”
2. Masukkan nominal donasi
3. Pilih metode pembayaran GO-PAY, Jenius Pay, LinkAja, DANA, Mandiri Virtual Account, BCA Virtual Account, atau transfer Bank (transfer bank BNI, Mandiri, BCA, BRI, BNI Syariah, atau kartu kredit) dan transfer ke no. rekening yang tertera.

Tak hanya mendoakan dan berdonasi, saudara-saudara juga bisa membagikan halaman Galang Dana ini agar semakin banyak yang turut menemani perjuangan Pandu.

Terima kasih banyak atas bantuan sahabat, saudara-saudara, rekan-rekan dan #OrangBaik yang membaca ini. Kami akan mencoba untuk selalu update mengenai perkembangan kesehatan Pandu. Semoga kebaikan Anda diberkahi Tuhan Yang Maha Esa.

Namun Tuhan Yang Maha Kuasa berkehendak lain. Desainer grafis dan ayah 3 anak yang kediamannya di jalan Pakubuwono, Kebayoran Baru itu berpulang tadi pagi.

Rencananya, almarhum Pandu Pradana akan dimakamkan di TPU Tanah Kusir dengan protokol Covid-19. (bs)

About Us | Our Team | Careers | Pedoman Siber | Disclaimer

© 2017 mobilinanews.com All Right Reserved
frodo