mobilinanews

Kontroversi Penalti di ISSOM 2022, Djembar Kartasasmita: Saran Saya Bikin Adendum, Regulasi Itu Harus Fix!

Jum'at, 16/09/2022 02:08 WIB
 Kontroversi Penalti di ISSOM 2022, Djembar Kartasasmita: Saran Saya Bikin Adendum, Regulasi Itu Harus Fix!
Djembar Kartasasmita bersama Mobilinanews lunch bareng di Warung Solo Jeruk Purut Jakarta Selatan

mobilinanews (Jakarta) - Ananda Mikola sebagai Chief de Mission sukses menjalankan kejuaraan dunia Formula E di sirkuit Ancol Jakarta, 4 Juni 2022. Namun penyelenggaraan event level dunia itu, sekaligus membuka mata bahwa terkait Racing Committe makin canggih dan maju.

Maka itu, pada syukuran dan pembubaran panitia di sebuah resto Brazil, Citos Jakarta Selatan, sebulan setelah gelaran FE Jakarta, Ananda Mikola yang Wakil Ketua Umum Olahraga Mobil IMI Pusat menyebutkan bahwa saatnya kita berbenah dan belajar dari cara kerja di FE.

"Perubahan dan perbaikan itu, termasuk penyelenggaraan event balap di sirkuit Sentul. Termasuk juga melibatkan banyak anak muda, yang tertarik dan memilki passion terhadap motorsport," ujar Ananda Mikola, pembalap terbaik Indonesia di eranya.

Ananda Mikola yang juga Komisaris PT Sarana Sirkuitindo Utama (SSU) pengelola Sentul International Circuit di Bogor, lantas mencoba melibatkan potensi SDM (Sumber Daya Manusia) yang ada. Misalnya pada Kejurnas Balap Mobil ISSOM 2022, round 3 lalu, merolling Steward (Pengawas Perlombaan) dengan memasukkan Bagoes Hermanto sebagai Chief Steward.

Lalu, pada putaran 4 ISSOM, 4 September kemarin, kembali melakukan penyegaran dengan melibatkan Djembar Kartasasmita sebagai Chief Steward dan Andre Dumais (Steward).

Terkait Djembar Kartasasmita, layak mendapatkan kepercayaan itu. Pasalnya, dalam beberapa tahun ini (hingga sekarang), tokoh senior motorsport berambut perak itu dipercaya sebagai International Steward, CoC dan Race Director pada event Vios Cup Philippines di Clarck International Speedway (kawasan bekas pangkalan udara Amerika Serikat). 

Hadirnya Djembar Kartasasmita yang baru saja merayakan ulang tahun ke-63 itu juga memberi warna baru. Ia tampak banyak melakukan diskusi edukatif dan humanis dengan tim manajer dan entrant. 

"Kan banyak tim manajer dan entrant yang membawa aspirasi pembalap, karena mengalami insiden atau terkena hukuman penalty saat race, menanyakan ke Steward. Biasanya setengah emosi. Kita sudah biasa dan bisa memaklumi. Nah, itu menjadi tugas Steward untuk merespons dengan baik, tetap tenang sembari menjelaskan sesuai dengan regulasi yang ada," ungkap Djembar kepada mobilinanews.

Hal semacam itu, menurut Djembar yang masih aktif sebagai pembalap di Indonesia Retro Car, sering juga dialami saat bertugas memimpin balap mobil di Filipina.

"Kebanyakan pembalap baru. Setelah dijelaskan bahwa mereka masih akan lama dan panjang ikut balapan, akan mengalami hal-hal yang tak sesuai keinginan hati, (emosi) sudah mulai reda, biasanya mereka paham dan bisa terima," lanjutnya.

Djembar menyebutkan, bahwa urusan regulasi dalam balap mobil di Filipina diatur ASN (IMI) setempat berafiliasi langsung ke FIA (Badan Motorsport Dunia) tidak bisa ditawar.

Dia mengatakan, tidak boleh ada peraturan dalam balap yang bersifat abu-abu atau yang bisa diartikan multi tafsir. Hitam dan putih. Semua jelas.

Maka, ia mengaku agak kaget saat membaca salah satu poin hukuman untuk sebuah pelanggaran di balap ISSOM oleh pembalap yakni mobil keluar trek (dengan 4 roda menginjak kerb) dengan 2 aturan berbeda.

"Dalam buku peraturan balap mobil IMI, dituliskan pelanggaran mobil yang keluar trek, dengan 4 roda di kerb, dengan hukuman dari 5 detik hingga diskualifikasi. Harusnya, ditulis rinci misalnya penalti 5 detik itu jika dilakukan saat QTT, sekian detik saat race dan diskualifikasi jika melakukan sampai 3 kali," papar Djembar.

Sebagai Steward, dia telah tahu rincian hukuman dari buku peraturan tersebut. Namun sebaiknya, itu ditulis secara rinci kemudian dipublish untuk diketahui secara luas oleh tim manajer, entrant hingga pembalap itu sendiri.     

Keheranan lainnya saat Djembar Kartasasmita membaca hasil briefing yang menyebutkan bahwa case sama yaitu hukuman mobil yang keluar trek (4 roda di kerb), tertulis Minimal 60 detik.

"Menurut kami, itu elastis dan multi tafsir. Kenapa mesti tertulis Minimal 60 detik? Itu kan bisa diartikan, boleh juga dong diberi hukuman penalti 5 menit? Yang beginian mestinya dihindarkan. Saya menyarankan, untuk dibuat adendum (peraturan tambahan) untuk putaran ISSOM selanjutnya. Yang intinya, ya fix aja. Penaltinya 15 detik, 30 detik atau 60 detik, terserah saja," terang Djembar.

Djembar meminta Entrant, Manajer Tim maupun Pembalap saat mengikuti briefing menyimak dengan serius. Sehingga ketika mencuat terkait hukuman penalti yang seperti Minimal 60 detik tersebut, segera direspons. Kenapa bisa begitu, apa alasannya dan lain sebagainya. "Karena kalau diam, tidak ada respons, dianggap semua paham dan setuju," imbuhnya.

Soal beda hukuman untuk case yang sama dialami seorang pembalap pada putaran 3 ISSOM lalu, yakni dengan hukuman penalti 30 detiik, Djembar tidak bisa berkomentar. "Saya bukan Steward pada putaran 3 ISSOM. Jadi saya tidak bisa memberi komentar. Sebaiknya ditanyakan langsung kepada yang bertugas saat itu," jawab Djembar.

Tampaknya, apa yang diungkap Djembar Kartasasmita ini sebagai sebuah pencerahan untuk kebaikan ke depan. Dan berharap, ini bukan sebuah fenomena gunung es pada event balap mobil paling bergengsi : ISSOM!

Satu hal lagi, dan ini tidak boleh dianggap remeh oleh penyelenggara, tentang kabar bakal pull out sebuah tim besar jika tidak ada "kepastian hukum" dan perbaikan peraturan untuk kesetaraan seluruh pembalap dan tim. 

Semoga baik-baik saja ya gess. (bs)     

   

 

 

About Us | Our Team | Careers | Pedoman Siber | Disclaimer

© 2017 mobilinanews.com All Right Reserved
frodo