mobilinanews

F1 2023 Singapura: Dipersiapkan Secara Khusus, Ferrari Akan Jadi Ancaman Red Bull Racing

Kamis, 14/09/2023 16:34 WIB
F1 2023 Singapura: Dipersiapkan Secara Khusus, Ferrari Akan Jadi Ancaman Red Bull Racing
Podium GP Singapura 2022, saatnya Ferrari ke P1 pada musim 2023. (Foto: ist)

mobilinanews (Singapura) - Laju kemenangan Red Bull Racing (RBR) pasti akan terhenti. Hanya masalah kapan, dimana dan oleh siapa. Begitu kata Team Principal RBR Christian Horner.

RBR sudah memenangkan seluruh 14 race musim 2023. Masih ada 8 putaran di depan, dimulai dari GP Singapura pada 15-17 September. Belum ada sejarahnya sebuah tim memenangi seluruh putaran dalam satu musim kompetisi.

"Kami pun tak bermimpi menjuarai seluruhnya tahun ini. Namun kami berusaha melanjutkan kemenangan sepanjang mungkin," kata Horner.

Ia tak menampik tren fantastis itu bisa saja terhenti di Sirkuit Marina Bay pekan ini karena berbagai faktor teknis dan non teknis. Dan, tim yang jadi ancaman serius adalah Ferrari. 

Dengan dominasi RB19 sejauh ini, RBR tetap jadi favorit di Singapura meskipun faktanya Max Verstappen belum pernah juara di sana, sementara Sergio Perez jadi pemenang edisi 2022.

Ferrari berpotensi jadi pelaku penghadangan juga realistis karena karakter sirkuit jalanan di tengah Kota Singa itu selama ini jadi salah satu favorit Ferrari untuk mendapuk poin besar. Tahun lalu, misalnya, Charles Leclerc dan Carlos naik podium menemani Perez sang juara. Saat itu Leclerc start dari pole position.

Saat debutnya di Ferrari pada 2019, Leclerc juga finis P2 di belakang rekan satu tim - Sebastian Vettel- yang memulai start dari Pole. Vettel juga mengawinkan pole dan P1 pada 2015 yang jadi musim perdananya bersama Ferrari.

Statistik itu jadi penguat fakta bahwa Ferrari memang cocok dengan karakteristik trek Marina Bay.

Sayang, GP Singapura absen pada musim 2020 dan 2021 sehingga tak ada tambahan bukti keperkasaan Lecler di sini. Karena itu musim 2023 menjadi kesempatan untuk meraih P1, sekaligus menghadang laju RBR.

Sanggup?

Tak ada yang bisa menjawab karena GP Singapura salah satu sirkuit yang sulit diprediksi hasilnya. Selain faktor cuaca dan kebutuhan teknis yang sangat bergantung pada setingan downforce dan strategi pitstop, faktor cuaca dan crash juga acap mempengaruhi hasil akhir.

Tapi dari sisi potensi, SF23 punya sederet peluru untuk mengulang sukses tahun lalu. Tak hanya fight ke podium, tetapi fight meraih numero uno untuk memuaskan dahaga tifosi setia The Prancing Horse.

Persiapan Ferrari terbilang serius memasuki Singapura. Prosesnya dimulai sejak GP Belanda, diuji di GP Italia, dan tinggal tunggu hasil lanjutan di Singapura.

Di Sirkuit Zandvoort Belanda, Leclerc gunakan sesi FP1 sepenuhnya untuk persoapan ke GP Italia di Monza dan GP Singapura. Konsentrasi saat itu pada sektor aerodinamika, terutama untuk detil downforce yang vital di Singapura.

"Kami ingin memahami persoalan pada race berikutnya. Memahami adalah satu hal, memperbaikinya adalah hal yang berbeda," kata Team Principal Ferrari Fred Vasseur.

Berikutnya di Monza, Ferrari pasang mesin baru secara bulat, termasuk girboks dan komponen pokok lainnya. Hasilnya, Sainz mendapuk pole position dan bersama Leclerc finish 3-4 di belakang duet RBR.

Hasil itu tentu melambungkan harapan Ferrari di Marina Bay. Speed dan stabilitas mereka sudah punya, tinggal seting mobil yang pas dengan perubahan sirkuit tahun ini.

Tak cuma Vasseur dan joki Ferrari yang antusias. Senior Performance Engineer Ferrari, Jock Clear, pun begitu. Ia menilai hasil di Monza sesuai harapan meski tak cukup untuk mengalahkan RBR.

"Dari apa yang kami lakukan di Zandvoort, maka setelah Monza akan ada sirkuit dimana kami akan benar-benar kompetitif," kata Clear.

 Bisa jadi yang ia maksud adalah trek Marina Bay. (rn)

 

 

 

About Us | Our Team | Careers | Pedoman Siber | Disclaimer

© 2017 mobilinanews.com All Right Reserved
frodo