mobilinanews (Bandung) - Crosser Jawa Barat yang tengah naik daun, Delvintor Alfarizi tiba-tiba ber-KTA (Kartu Tanda Anggota) Papua pada Februari 2019.
Crosser asal Karawang itu kabarnya "dibajak" IMI Provinsi Papua, guna memperkuat skuad untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) di Papua tahun depan.
Wajar saja Papua sebagai tuan rumah mesti punya gengsi. Istilahnya, berani tekor asal kesohor. Konon, untuk bisa menggaet jasa crosser wild card Indonesia ke MotoGP 2018 & 2019 tersebut mesti merogoh kocek Rp 75 juta.
Tapi entah gimana ceritanya, pada Juni lalu, Dani orang tua Delvintor ajukan surat pindah ke IMI Provinsi DKI.
"Kalau kepindahan Delvintor ke DKI ada suratnya ke IMI Jabar. Tapi waktu ke Papua kami tak diberi tahu," ujar Frans Tanujaya, Ketua Harian IMI Provinsi Jawa Barat.
Ditanya kenapa dari Papua, kemudian ke DKi, Frans mengaku tidak tahu persis kejadiannya.
Rumour yang beredar, janji kesepakatan merekrut Delvintor dengan setumpuk uang ternyata tidak ditepati alias wan prestasi oleh IMI Papua. Nggak tahu mana yang bener.
Tak hanya Delvintor, croser Jabar lainnya M Asel per Juni kemarin juga ajukan surat pindah ke Papua Barat.
Bahkan pembalap motor Andy Farid yang akrab dipanggil Andy Gilang juga dikabarkan telah ber-Kartu Izin Start (KIS) Papua.
Atas hal ini, Frans menyebutkan sudah memanggil nama-nama bersangkutan pada halal bihalal IMI Provinsi Jabar belum lama ini. Tapi nggak ada yang datang.
"Pada dasarnya, kalau semisal ada pembalap Jabar ingin mutasi, datang dan lakukan dengan baik. Atlet dan IMI barunya datang. Kita diskusi, bagaimana baiknya, kompensasinya dan seterusnya," urai Frans.
Pasalnya, jika IMI lama tidak kasih izin, yang ada pembalap juga gak bisa mutasi. Atau, lebih ekstrem, pembalap bersangkutan malah akhirnya nggak bisa turun di PON kan.
Btw, kenapa banyak pembalap Jabar yang pada mutasi ya? (bs)