mobilinanews (Jakarta) – Kegiatan otomotif off road sering kali dianggap enteng oleh kalangan mayoritas dan pelaku off road itu sendiri.
Padahal, kegiatan menggunakan kendaraan 4x4 di medan off the road ini menyimpan potensi bahaya yang mengancam pelakunya.
Latar belakang ini yang mendasari Reza HariPutra, pegiat off road sekaligus founder Smart Offroading untuk melakukan sosialisasi kampanye Smart Offroading untuk keselamatan berkendara 4x4.
Kegiatan sosialisasi berupa workshop yang diadakan di kedai Kopi Kemara di kawasan Kemang Utara, Jakarta Selatan (25/10/2019) ini, dihadiri sejumlah pelaku dan komunitas off road serta perwakilan media dan tiga founder Indonesia Off-road Federation (IOF).
“Menurut kami, Off road adalah cabang olahraga otomotif yang paling mudah, seseorang hanya dengan mempunyai mobil 4x4 standar diganti ban kasar, difoto dengan background tanah, lalu posting di sosmed langsung dinobatkan sebagai off-roader,” lanjut Reza.
Menurutnya, beda dengan cabang olahraga lain yang harus melalui beberapa tingkatan dan gelar sebelum dinobatkan sebagai pembalap.
“Predikat yang didapat secara instan ini tanpa disadari ada konsekuensi dan bahaya besar di dalamnya,” jelas putra dari off-roader senior Hari Sanusi ini.
“Apalagi jika dia tidak mengetahui bagaimana dasar-dasar dari safety berkegiatan off road yang baik, aman dan benar,” lanjutnya.
Reza menyebut Smart Offroading lahir karena ada kehawatiran dan keprihatinan mendasar ini serta persepsi off road yang masih dianggap mudah oleh kalangan mayoritas dan pelaku off road sendiri.
“Off road itu di luar jalan raya, jalan yang jelek banyak batu, tanah dan lumpur. Di jalan biasa yang bagus aja bahaya, di jalan yang engga bagus itu justru lebih bahaya,” ungkapnya.
Off road sendiri mempunyai banyak cabang, diantaranya pertambangan, perkebunan, wisata (bromo, merapi dll.), militer di beberapa bidang dan balap atau kompetisi.
Tujuan dari kampanye Smart Offroading sendiri agar Off road tidak dianggap mudah lagi dan pelakunya semakin paham kalau off road banyak cabangnya.
“Tujuan dasarnya agar offroader mempunyai budaya dan bahasa yang sama antar pelakunya dari cabang yang berbeda, yakni bahasa Smart offroading,” tegas pemilik Toyota Land Cruiser VX spek off road ini.
Tujuan utamanya, menyeragamkan bahasa dan budaya ini kepada kalangan dan pelaku off road sebelum memilih cabang off road yang akan dilakoni.
Isi dari Smart Offroading sendiri mayoritas soal safety. Utamanya adalah keselamatan terhadap orang, kendaraan dan lingkungan atau alam.
Sosialisasi program Smart Offroading sendiri punya 10 prinsip dasar yang harus dipahami. Lebih mendalam, Reza juga mengadakan workshop khusus selama dua hari pada kesempatan terpisah.
Selain membahas soal teori dan praktek safety di off road, lulusannya nanti akan didapuk menjadi 4x4 Safety Agent yang juga sebagai duta keselamatan berkendara.
Pelatihan selama 12 jam (2 hari) telah berjalan hingga batch ke-13 di November 2019 nanti. Sudah ada sekitar 50 orang yang aktif menularkan budaya Smart Offroading ini di Indonesia.
Reza menyebut, kampanye yang paling positif adalah dengan cara yang represif, selain lewat media juga sosial media.
“Kami mengharapkan peran aktif bagi teman-teman yang menaruh perhatian dengan Smart Offroading untuk narsis soal safety,” ajaknya menyebut akun Instagram @smartoffroading sebagai panduan awalnya. Yuk, jadi bagian dari Smart Offroading. (anto)