mobilinanews (Spanyol) - Memang benar yang dikatakan Andrea Dovizioso (Ducati). Bahwa Marc Marquez (Honda) itu memang orang yang tak pernah puas dan selalu ingin lebih.
Tahun ini, misalnya, ia meraih 11 kemenangan di atas Honda RC213V dalam 18 balapan. Juga runner up dalam 6 race. Artinya, dalam 18 balapan, ia 17 kali menduduki 2 Besar.
Itu semua menghasilkan gelar juara dunia pada saat kompetisi masih menyisakan 4 balapan. Hebat!
Tapi, Marquez belum puas. Ia ingin RCV yang lebih mumpuni. Katanya, spek 2019-nya masih kurang lincah di zona tikungan. Terutama pada phase terakhir pengereman dan saat keluar tikungan.
Karena tenaga mesin yang lebih kuat dibandingkan versi sebelumnya (2018) maka Marquez merasa kesulitan mengendalikan roda depan. Dan area itu yang beberapa kali membuatnya celaka di sesi latihan maupun kualifikasi.
"Saat keluar tikungan, daya cengkeram roda belakang juga sangat kurang. Sebaliknya dengan Yamaha, mereka punya grip ekstra. Sekarang ini mereka terbaik di sektor itu. Terutama saat menggunakan ban baru, luar biasa!" katanya.
Dua hal itulah yang kini dituntut Marquez untuk disempurnakan pada RC213V 2020. Seperti apa pengembangan teknis dan hasilnya akan terlihat pada sesi tes MotoGP seusai GP Valencia mendatang.
Di situ persiapan ke musim 2020 sudah mulai pol-polan.
Pengakuan sekaligus tuntutan Marquez ini bisa jadi sedikit mengejutkan. Bukan saja karena kontradiktif dengan hasil akhir yang ia raih.
Tapi, itu sekaligus pembenaran bahwa RC213V memang terlalu liar dan sulit dikendalikan saat nikung seperti keluhan para joki RC213V lainnya seperti Cal Crutchlow (LCR Honda) dan Jorge Lorenzo yang jadi tandem Marquez di Repsol Honda.
Maka menarik menunggu apakah perubahan yang dituntut Marquez akan juga sesuai dengan keinginan Crutchlow dan Lorenzo selama ini. (rnp)