mobilinanews

Kondisi Fisik Bukan Alasan Mundur Untuk Valentino Rossi, Ini Alasannya

Selasa, 03/12/2019 15:06 WIB
Kondisi Fisik Bukan Alasan Mundur Untuk Valentino Rossi, Ini Alasannya
Valentino Rossi dikerubungi rider muda di 100 Km dei Campione, awal Desember 2019 di Italia. (Foto: motogp)

mobilinanews (Italia) - Sepuluh tahun lalu, 2009, Valentino Rossi sudah menjadi pembalap paling tua di grid MotoGP dengan usia 30 tahun. Di tengah serbuan para joki muda yang lapar kemenangan macam Jorge Lorenzo, Dani Pedrosa dan Casey Stoner. 

"Mereka seperti ikan hiu kejam yang mengelilingi saya yang seolah dalam keadaan kaki terluka. Siap menerkam setiap saat," kata Il Dottore saat itu.

Sadar akan `kelemahannya`, The Doctor pun menempa fisik dengan lebih giat berlatih di ranch miliknya di Tavuila, Italia. Ia sukses menjadi jura dunia pada 2009 itu, gelar terakhir (9) yang diraih.

Pada 16 Februari 2020 nanti Rossi berusia 41 tahun, sementara Lorenzo, Pedrosa, dan Stoner sudah pada pensiun.

Si pembalap tua masih berlaga karena terikat kontrak dengan Yamaha hingga akhir 2020. Akankah ini musim terakhirnya?

"Tergantung beberapa race awal 2020. Jika masih kompetitif, saya akan terus karena saya sangat mencintai balapan ini," ujar The Doctor.

Kompetitif yang dimaksud tentu seberapa kuat Yamaha bisa memproduksi motor 2020 mereka untuk melawan Honda, Ducati, bahkan juga Suzuki. Sejauh Yamaha bisa memberinya besutan yang bisa regular bersaing ke podium, maka tak ada alasan Rossi undur diri.

Bahwa musim ini Rossi terpuruk dibandingkan Maverick Vinales maupun para rider tim satelit Yamaha, tak lain karena ia dan tim teknisnya memang sangat sulit menemukan set up mumpuni.

Rossi benar-benar dipusingkan penyakit M1 2019 yang tak kunjung sembuh soal akselerasi dan daya tahan ban belakang.

Berakhir di peringkat 7 klasemen, inilah hasil terburuk Rossi di atas Yamaha. Benarkah itu karena faktor motor semata? Apakah bukan juga karena stamina yang mulai kendur karena digerus umur, seperti dituduhkan beberapa pihak?

Soal motor, faktanya M1 2019 di tangan Vinales juga tidak cemerlang. Hanya menghasilkan dua kemenangan dan ia juga banyak mengeluh.

Rossi pun akhirnya mengganti kepala mekanik dan beberapa krunya karena gagal beradaptasi dengan perubahan teknologi mesin, elektronik maupun ban yang diusung suplair.

Soal fisik, sepertinya tak terlalu berpengaruh buat The Doctor. Pada musim 2015, saat ia memimpin klasemen dan bersaing dalam perebutan gelar hingga seri terakhir, Marc marquez pernah berucap kalau kondisi fisik Rossi tak kalah dengan pembalap usia 25 tahun.

Kini pada usia 40 tahun, banyak yang meyakini staminanya masih seperti dulu.

Dua bukti terbaru ini bisa jadi contoh. Di GP Malaysia, 2 November 2019, ia mampu bertarung apik 20 laps di tengah cuaca terik 32 derajat celcius. Cuaca yang jelas menyiksa para pembalap Eropa, termasuk yang muda. Tapi, Rossi tak terganggu. Start urutan 6, finish ke-4.

Andai ada tambahan satu lap saja, tak mustahil ia bisa gantikan Andrea Daovizioso (Ducati) ke podium. Menemani Vinales yang juara, dan ini sekaligus bukti kalau saat itu M1 memang lagi mantap di Sepang.

Bukti terakhir adalah event 100 Km dei Campioni di Tavuila. Ini balap ketahanan supermoto yang digelar saban tahun di ranch miliknya. Diikuti para siswa akademi balap VR46 dan sejumlah pembalap undangan dari mancanegara.

Total 42 peserta, event ini sangat menguras tenaga meski dilakoni pembalap secara berpasangan. Setiap 5 laps ganti pengendara. Fisik sangat terkuras karena harus menahan motor saat sliding di tikungan, di sepanjang sirkuit.

Berpasangan dengan sang adik, Luca Marini, Rossi memberi bukti fisiknya belum kendur. Usai menempuh 50 laps, ia dan marini dinobatkan sebagai juara. Mengalahkan seabrek pasangan muda macam Franco Morbidelli, Andrea Migno dan lain-lainnya.

Dan, mereka bersaksi, kalau sang legenda hidup MotoGP itu bukan hanya skill-nya yang terpelihara apik tapi juga kondisi fisiknya.

Kesimpulannya, suka atau tidak, Rossi tak bakal pensiun sepanjang Yamaha bisa memasoknya dengan kualitas motor yang kompetitif.

Yamaha pun wajib lakukan itu karena The Doctor masih menjadi magnet pendongkrak pasar Yamaha.

Silakan berharap itu terwujud agar The Doctor bisa ikutan GP Indonesia 2021 di Mandalika, Nusa Tenggara Barat. (rnp)

 

 

 

 

About Us | Our Team | Careers | Pedoman Siber | Disclaimer

© 2017 mobilinanews.com All Right Reserved
frodo