Rabu, 25/10/2017 16:43 WIB
mobilinanews (Jakarta) - Pasar otomotif nasional diperkirakan bakal terus membaik di sisa waktu tahun 2017 ini. Bahkan memasuki tahun 2018, trend market otomotif di Indonesia kembali ke situasi yang ideal.
Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM), Fransiskus Soerjopranoto memaparkan beberapa indikator yang merangsang rasa optimisme perbaikan pasar otomotif di Indonesia. Salah satunya adalah kenaikan harga jual dan volume ekspor beberapa komoditas unggulan Indonesia di pasar dunia.
Tak hanya itu beberapa pemain, termasuk PT TAM sendiri juga terus meningkatkan kapasitas dan kompetensi industrinya agar bisa bermain lebih luas di pasar domestik. Terbukti dari beberapa pabrikan juga kian giat menaikkan industrinya di sektor otomotif dari hulu hingga hilir.
“Saya yakin ke depan akan semakin baik. Beberapa wilayah seperti Sulawesi, Sumatera, dan Kalimantan yang sebelumnya sempat tertekan secara pasti dan perlahan akan bangkit di sisa waktu tiga bulan ini jelang akhir 2017 dan awal tahun 2018. Ketiga kepulauan ini adalah penghasil tambang dan produk unggulan CPO tersebut,” kata Soerjopranoto di acara Tokyo Motor Show, di Jepang.
Suzuki Swift Generasi Terbaru Siap Menggebrak : Desain Memukau, Fitur Canggih dan Performa Optimal
BYD Masih Merajai Pasar Otomotif Mobil Listrik di China dengan Penjualan Fantastis
Chery Konsisten Menjaga Tren Pertumbuhan Produk Energi Terbarukan, Ini Langkah Yang Dilakukan
Kenaikan harga batubara juga menjadi indikator kuat pendorong agregat pasar otomotif nasional. Saat ini harga bautubar sudah mencapai sekitar USD 92/ton atau setara dengan Rp 1,233 juta. Ini jelas merupakan peluang kebangkitan ekonomi bagi wilayah-wilayah yang selama ini hidup dari tambang, seperti Sulawesi dan Kalimantan, yang selama ini sangat mungkin tertekan pasarnya. Ia menjelaskan sektor otomotif sangat berkaitan erat dengan aktifitas bisnis di beberapa pulau tersebut.
“Nah kini aktivitas sudah kembali hidup dan mereka tentunya butuh mobilitas orang, logistik, dan angkutan hasil tambang. Dengan begitu mereka akan kembali membeli kendaraan. Ini baru satu sisi,” tutur Soerjopranoto.
Kemudian harga kelapa sawit mentah (crude palm oil-CPO) juga mengalami kenaikan. Harga CPO di pasar dunia per Juli 2017, tepatnya harga CPO di bursa Malaysia untuk kontrak pada Oktober 2017 menuju ke angka 2.675 ringgit (USD 625/metrik ton atau sekitar Rp 8,375 juta/ton). Data ini juga bersinggungan dengan meningkatnya kebutuhan kendaraan demi memaksimalkan produksi kelapa sawit.
Data Gaikindo dan Pasar Mobil Segmen MPV
Lebih lanjut, jika kita mengkroscek kembali data yang dimiliki Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), wajar rasanya jika rasa optimisme tumbuh dikalangan para pelaku industri otomotif tanah air.
Benar memang jika dilihat perbandingan antara bulan September 2016 dan September 2017 trennya turun. Namun catatan Gaikindo menunjukkan penjualan mobil pada Januari-September 2017 mencapai 804.167 unit. Angka ini tetap lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode sembilan bulan di tahun 2016 yang hanya mencapai 782.841.
Fakta dan data ini menjadi salah satu rujukan angin segar bagi TAM yang notabene adalah salah satu pemain besar industri otomotif nasional. Apalagi khusus bagi Toyota, penjualan dari Januari-September 2017 mencapai 289.921 unit, tidak berselisih jauh dari total penjualan Januari-Desember 2016 yang mencapai 382.610 unit.
Peluang terbesar tetap di pasar MPV yang totalnya selama kurun waktu 2017 dari Januari-September 2017 mencapai 341.800 unit. Angka penjualan selama 2017 ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan penjualan pada periode sama tahun 2016 yang mencapai 313.546 unit. Rinciannya di tahun 2017 penyerapan pasar MVP low mencapai sekitar 196.500 unit dan MPV medium sebanyak sekitar 43.900 unit.
“Kami optimis, kita akan mencapai penjualan lebih baik dari tahun 2016 jika rata-rata penjualan di sisa waktu tiga bulan ini mencapai di angka sekitar 34.000-36.000 per bulan. Itu artinya masih ada sekitar 105.000 unit. Dengan demikian total penjualan Toyota bisa mencapai sekitar 395.000 unit,” beber Soerjopranoto. (adri)