Rabu, 17/06/2015 22:16 WIB
mobilinanews.com (BSD City) – Disela-sela pelaksanaan Kejurnas Speed Offroad Seri 3 BSD City (13-14/6) lalu, isu calon ketua umum (Caketum) IMI menjadi salah satu topik hangat yang menjadi pembicaraan para offroader. Nama Nanan Sukarna yang sementara mengantongi 1,4 persen suara dan Prasetyo Edi (0,7 persen) dari polling yang diadakan mobilinanews, namun keduanya tetap dijagokan para offroader.
H.Samsudin salah satu tokoh offroader tanah air yang dinilai cocok oleh sebagian besar offroader, menilai dirinya tidak layak menjadi Caketum IMI periode 2015-2019. H. Sam justru melihat figur lain banyak yang lebih pantas dibandingkan dirinya.
“Saya tidak layak menjadi Caketum karena bisa dipastikan saya tidak akan bisa fokus mengurus IMI karena pekerjaan saya sehari-hari. Seorang ketua harus bisa total menggawangi IMI agar lebih maju lagi,” ujar H. Sam dengan rendah hati.
Meskipun jika banyak pihak mengamanatkan posisi ketum IMI untuk dipimpinnya, bapak dari Jhoni dan Liana yang juga atlet offroad tidak bergeming. Ia malah melihat Prasetyo Edi Marsudi yang layak menjadi Ketum IMI mendatang.
Kejurnas Speed Offroad 2017, Alinka Hardianti Siapkan Mobil Polaris Turbo
Ikatan Motor Indonesia (IMI) Terima Penghargaan FIM Atas Usia ke-110
IMI Dan IOF Bersinergi Majukan Offroad Di Indonesia
“Saya menilai Prasetyo lebih layak karena eksistensi dan total dalam membangun semangat memajukan dunia balap khususnya offroad di Indonesia. Ia memiliki trek rekor yang baik sebagai oseorang atlet dan cakap dalam berorganisasi karena beliau juga seorang politikus,” papar H. Sam penuh yakin.
Lain halnya dengan Ijeck sang offroader kawakan asal Medan yang juga sempat menjabat sebagai ketua IMI Sumatera Utara dua periode. Ketika ditanyakan namanya yang sangat layak dalam bursa Caketum IMI mendatang, ia berujar banyak hal yang tidak memungkinkan jika harus menjabat sebagai ketum IMI.
“Yang jelas domisili saya di Medan dan bukan di Jakarta. Terlalu memaksakan jika saya ikut bursa calon ketum karena rutinitas saya hari-hari di Medan. Saya pribadi melihat Nanan Sukarna masih menjadi figur yang tepat karena beliau mantan Wakapolri dan memiliki banyak akses,” ungkap Ijeck.
Ditambahkan, selama Nanan menjabat ada beberapa progress dan pencapaian yang diraihnya meskipun belum signifikan. “Semua butuh proses dan tidak bisa instan langsung jadi. Jika jabatannya tetap berlangsung untuk 2 periode masa kepemimpinan, bukan tidak mungkin bisa membawa perubahan yang signifikan di tubuh PP IMI yang selama ini sering dinilai masih memiliki citra yang cenderung negatif,” pungkasnya.
Satu hal yang ditekankan Ijeck, menjadi ketua IMI bukanlah sebuah ajang bisnis. Karena tidak ada gaji baku yang dialokasikan untuk ketua dan pengurus lainnya.
Siapa sih yang mau bekerja total tanpa digaji?