Ada Tol Trans Jawa, Pemerintah Jangan Abaikan Jalan Pantura

Sabtu, 09/03/2019 05:01 WIB

mobilinanews (Semarang) - Keberadaan jalan tol Trans Jawa diminta tak menjadikan jalan nasional yang posisinya sejajar dengan tol sebagai jalan sekunder.

Kerusakan jalan yang sudah mulai nampak di Jalan Pantura diminta segera dibenahi dan tidak dibiarkan lama.

Ketua Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen (LP2K) Semarang Ngargono mengatakan, sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk menyediakan infrastruktur.

Termasuk memperbaiki jalan Pantura yang mulai berlubang. Ia khawatir pemerintah memang sengaja tak cepat-cepat memperbaiki jalan Pantura.

“Jangan-jangan memang dibiarkan agar (mobil) lewat tol,” kata Ngargono saat mengikuti diskusi soal jalan tol di Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng), seperti dikutip Suara Merdeka beberapa waktu lalu.

Saat ini kondisi jalan tol Trans Jawa memang belum seramai yang diharapkan. Bahkan pemerintah berupaya menyesuaikan formula penentuan tarif jalan tol trans Jawa sehingga tarifnya di bawah Rp 1.000 per kilometer.

Dengan harga yang lebih murah, diharapkan tak memberatkan masyarakat sebagai calon pengguna jalan tol.

Ngargono menilai saat ini tarif tol Rp 1.000 per kilometer dirasa masih mahal bagi konsumen.

“Masyarakat tak pernah berpikir tol itu milik siapa. Masyarakat tahunya harganya sama. Apa tidak bisa keluar konteks? Misalnya harga turun, siapa tahu pendapatan justru naik karena banyak yang memakai,” katanya.

Terlepas dari adanya anggapan mahalnya tarif tol Trans Jawa bagi sebagian orang, Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (APTRINDO) Jateng Bambang Widjanarko mengatakan kehadiran tol tepat bagi truk yang masuk golongan V.

Lantaran sebagian jalan arteri saat ini tak memadai.

“Tentang masih dianggap terlalu mahalnya tarif tol Trans Jawa oleh sebagian pengusaha truk yang tergabung dalam Aptrindo Jateng, saya kira hanya karena perasaan kaget diawal saja, yang biasanya dulu tidak pernah membayar untuk penggunaan fasilitas jalan, sekarang ada yang harus dibayar. Tapi semua itu kan pilihan,” kata Bambang.

Menurutnya jika pemerintah terlambat sedikit saja dalam membangun jalan tol Trans Jawa, maka hampir bisa dipastikan akan menimbulkan lebih banyak lagi persoalan dan kemacetan arus lalu lintas yang jauh lebih parah.

Selain waktu tempuh yang lebih cepat daripada jalan arteri biasa, permukaan jalan tol yang lebih halus dan jarang berlubang tentunya akan banyak mengirit pembelanjaan suku cadang dan ban.

Karena musuh utama dari ban adalah benturan dengan lubang di jalan. Ban juga akan lebih awet, jika jarang dipaksa untuk berulang kali melakukan stop and go (mengerem dan berakselerasi ) seperti di jalan tol. (hilary)

TERKINI
Hampir 100 Peserta Ikut Kompetisi Safety Riding Motor Honda Regional Jakarta-Tangerang Dukung Pelari Perempuan, Mazda Jadi Official Vehicle Partner Women Half Marathon 2024 Jakarta Intip Cara Kartini Zaman Now Belajar Naik Motor yang Aman Bareng Honda MotoGP Spanyol 2024 : Federal Oil Apresiasi Podium Marc Marquez, Pembuktian Bersama Gresini Racing