Kemenperin Gandeng NEDO Luncurkan Proyek Percontohan Motor Listrik

Rabu, 28/08/2019 17:30 WIB

mobilinanews (Jakarta) - Kementerian Perindustrian bersama New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO) melakukan sinergi untuk proyek percontohan yang dinamakan “The Demonstration Project To Increase Energy Efficiency Through Utilization Of Electric Vehicle And Mobile Battery Sharing”.

Kesepakatan ini sebagai salah satu langkah strategis dalam percepatan penggunaan kendaraan listrik di Indonesia. Demonstrasi dan studi kelayakan ini dilakukan di Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Provinsi Bali.

"Proyek demontrasi kendaraan listrik akan dilakukan melalui skema leasing kepada konsumen langsung (skema business to consumer) serta oleh pelaku bisnis (business to business), dengan melibatkan 300 unit motor listrik (EV Bike), 1000 unit baterai, 40 unit Baterai Exchanger Station (BEx Station) dan 4 unit mobil listrik (Mikro EV)," kata Harjanto selaku Direktur Jenderal Industri, Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Rabu (28/8) di Jakarta.

Motor Honda PCX Electric menjadi model kendaraan yang digunakan. Motor ini diperkuat oleh dua baterai, pengemudi bisa melakukan swap baterai di 40 station, 30 berlokasi di Bandung dan 10 berada di Bali. Dengan sistem swap baterai, konsumen tidak perlu menghabiskan waktu untuk mengisi baterai. Cukup mengganti dengan yang baterai baru yang sudah terisi penuh di setiap station.

Langkah strategis melibatkan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Udayana, Universitas Indonesia dan Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) Kemenperin, serta perusahaan transportasi online seperti Gojek dan Grab yang juga berkomitmen mendukung kebijakan pemerintah dalam penggunaan kendaraan listrik.

Studi tersebut mencakup technical performance, customer acceptance, industrial and social impact serta bertujuan menyusun rekomendasi kebijakan pengembangan kendaraan listrik.

“Proyek demontrasi kendaraan listrik tidak hanya bertujuan untuk mengenalkan kendaran listrik tetapi juga untuk mendorong tumbuhnya pasar sebagai basis pengembangan industri kendaraan listrik di dalam negeri,” lanjut Harjanto.

Nantinya, hasil studi akan dijadikan materi masukan bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan percepatan industri sepeda motor listrik di Indonesia.

“Terutama untuk mewujudkan target roadmap Making Indonesia 4.0 untuk menjadi basis produksi kendaraan bermotor Internal Combustion Engine (ICE) maupun Electrified Vehicle (EV) baik untuk pasar domestik dan ekspor pada tahun 2030,” papar Harjanto.

Lebih lanjut, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto juga menyambut baik terkait dengan project percontohan ini karena menjadi bagian dari program pemerintah.

“Kebijakan pengembangan kendaraan ramah lingkungan tidak terlepas dari komitmen Pemerintah Indonesia untuk menurunkan emisi CO2 sebesar 29 persen secara mandiri dan 41% emisi CO2 dengan dukungan intrnasional pada tahun 2030, menjaga energi sekuriti khususnya di sektor transportasi darat, dan mengurangi impor bahan bakar minyak,” ujar Airlangga.

Airlangga menambahkan, pemerintah menargetkan pertumbuhan produksi sepeda motor dari 7 juta pada tahun 2018 menjadi 10 juta unit kendaraan pada tahun 2025 dengan 20% atau 2 juta unit merupakan kendaraan listrik. Peningkatan produksi tersebut tidak hanya untuk memenuhi pasar dalam negeri melainkan untuk memenuhi target ekspor 1 juta kendaraan. (adr) 

 

Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto menjajal motor Honda PCX Electric

 

TERKINI
FIF Raup Laba Bersih Rp1,1 Triliun, Naik 16,5 Persen di Kuartal I 2024 PEVS 2024 : Neta V-II Meluncur, Janjikan Kenyamanan Lebih dengan Banderol Harga Cuma Rp200 Jutaan Komunitas Pengendara Kendaraan Listrik dan Keseruan Parade di PEVS 2024 F1: Paket Premium Max Verstappen, Fernando Alonso dan Adrian Newey di Aston Martin, Begini Peluang dan Tantangannya