mobilinanews (Abu Dhabi) – Persaingan perburuan gelar juara dunia F1 2016 akan berakhir pada GP Abu Dhabi, Uni Emirat Arab akhir pekan ini. Boleh dibilang, Nico Rosberg tinggal selangkah lagi meraih trofi juara dunia untuk kali pertamanya di ajang F1.
Itu karena Rosberg saat ini masih menjadi pimpinan klasemen dengan keunggulan 12 poin di depan rival terdekat dan rekan satu timnya, Lewis Hamilton.
Bagaimana hitung-hitungannya agar Rosberg menjadi juara dunia? Pertama, tentu kalau Hamilton tidak mampu finish di Yas Marina. Jika Rosberg gagal mendulang poin pun — skenario yang hampir mustahil, kecuali Rosberg mengalami insiden kecelakaan atau masalah reliabilitas — dan Hamilton hanya menyelesaikan balapan di peringkat keempat, maka Rosberg tetap berhak meraih gelar juara dunia F1 2016 berkat aturan 'count-back'.
Aturan 'count-back' adalah proses penentuan juara melalui penghitungan jumlah kemenangan atau peringkat terbaik berikutnya tiap pebalap. Pada musim ini, Rosberg mengantongi 9 total kemenangan. Jumlah yang sama diraih oleh Hamilton. Meski sama-sama mengoleksi 9 trofi juara pertama, Rosberg unggul di penghitungan raihan peringkat kedua paling banyak. Pebalap Jerman itu meraih empat trofi peringkat kedua, sementara Hamilton hanya meraih tiga trofi peringkat kedua.
Meski memiliki keunggulan 12 poin dan hanya membutuhkan raihan podium untuk dapat langsung mengunci gelar juara dunia, Rosberg mengaku tetap mewaspadai balapan ronde terakhir di Abu Dhabi.
“Abu Dhabi masih bisa menjadi pekan yang sulit bagi saya. Melakukan pekerjaan yang baik di setiap pekan balapan selalu menjadi tantangan bagi saya. Di Formula 1 tidak ada yang mudah,” ujar Rosberg merendah.
Dengan keunggulan poin yang dimiliki Rosberg, posisi podium menjadi wajib diraih Hamilton. Jika ia berhasil menjadi juara balapan GP Abu Dhabi, Hamilton akan meraih gelar juara dunianya yang keempat jika Rosberg tidak mampu finis di posisi podium. Pebalap Inggris Raya itu mengaku berada di situasi yang sulit terkait peluangnya meraih gelar juara dunia tahun ini.
“Saya berada di posisi yang sulit menjelang balapan terakhir nanti. Kalaupun saya berhasil mengulangi raihan saya di Brasil, hal tersebut masih belum bisa membuat perbedaan. Saya sudah terlanjur kehilangan banyak poin di balapan-balapan sebelumnya," ungkap Hamilton.
Agar dapat terealisasi, skenario di atas butuh 'bantuan' dari para pebalap Red Bull, Daniel Ricciardo dan Max Verstappen. Bagaimana caranya? Yakni dengan cara memelankan laju mobilnya agar Rosberg selalu mendapat ancaman dari duo Red Bull yang akan tampil tanpa beban.
Bos tim Red Bull, Christian Horner mengatakan jika Hamilton memimpin balapan, dan cukup pintar, maka mungkin akan memelankan laju mobilnya agar pertarungan dapat terjadi di belakang mobilnya. “Karena hal itu menjadi satu-satunya cara di mana hasil akhir dapat menguntungkan dirinya. Saya kira balapan nanti akan berjalan sangat menarik," pungkas Horner.
Wah bakal seru nih. (budsan, motorsport.com)