mobilinanews (Solo) - Kota Solo atau Surakarta memiliki arti sendiri dalam perjalanan sejarah otomotif nasional.
Fakta sejarah meriwayatkan bahwa Sri Susuhunan Pakubuwono X adalah orang Indonesia pertama yang memiliki kendaraan roda empat yang merupakan salah satu barang mewah dan mahal pada saat Sang Raja memimpin Surakarta pada periode 1893-1939.
Dalam perkembangannya hingga kini, Solo juga menyumbangkan para insan otomotifnya yang mampu menunjukkan taji bukan hanya ditingkat nasional tapi juga di tingkat Internasional.
Sepak terjang para pembalap asal Solo tak hanya mengundang decak kagum dari penggila otomotif nasional, bahkan penggemar olahraga otomotif dunia pun semakin mengenal Indonesia melalui torehan prestasi para pembalap asal Kota Solo.
Sebut saja Rio Haryanto. Pembalap yang memulai prestasi dari ajang gokart ini telah mendulang segudang prestasi dalam perjalanan karirnya. Sejak menggeluti gokart hingga kelas Formula BMW, Formula 3, GP3 dan GP2, Rio terus mencatatkan prestasi apiknya.
Hingga pada awal 2016, wong Solo satu ini sukses membalap dari balik kokpit jet darat F1 yang merupakan balapan kasta tertinggi dan termahal di kategori mobil formula.
Namun sayangnya, kurangnya dukungan finansial dan support pemerintah berimbas pada karirnya di balap F1 padahal saat itu Rio Haryanto tengah mendapatkan sorotan-sorotan positif dari publik dunia.
Melanjutkan tongkat estafet, Kezia Santoso hadir bersama sang adik Keanon Santoso sebagai generasi emas para pebalap Kota Solo di lintasan gokart. Kezia mampu tampil sebagai satu-satunya pegokart wanita Indonesia yang bersaing sampai di kejuaraan Internasional. Bahkan hingga kini, di tengah kesibukan studinya di negeri Ratu Elizabeth, Kezia tetap menyalurkan bakat balapannya di kejuaraan level Eropa.
Sementara catatan prestasi Keanon Santoso pun tak bisa dianggap sebelah mata. Tahta juara Nasional berhasil direngkuhnya pada tahun 2015 yang mendapuk dirinya sebagai wakil Indonesia dikejuaraan Rotax Max Grand Final Portugal.
Perjuangannya di tahun 2017 pun kembali mengulang sukses Keanon sebagai duta bangsa pada kejuaraan Rok Cup Final yang diselenggarakan di Italia.
Hal tersebut di atas adalah contoh kecil pencapaian prestasi yang telah dipersembahkan para pembalap asal Solo. Dari lintasan roda dua pun telah menelurkan para pembalapnya di kancah nasional. Belum lagi dari cabang-cabang lain olahraga beradrenalin tinggi ini.
Berangkat dari hal-hal tersebut di atas, tidak lah berlebihan bila kini Publik Otomotif Solo berkeinginan mendeklarasikan Kota Surakarta sebagai Kota Otomotif. Selain meneruskan kisah sejarah dan penghargaan atas prestasi para pembalapnya, diharapkan deklarasi ini akan semakin mempererat jalinan persaudaraan dan silahturahmi di kalangan komunitas otomotif Kota Surakarta.
Dimotori Komunitas Indonesia Satu, acara akbar deklarasi ini akan digelar pada Sabtu, 10 Maret 2018 di Lapangan Parkir Stadion Manahan mulai pukul 10.00 - 17.00 WIB.
“Persiapan kami sudah optimal untuk acara ini. Dengan dukungan Walikota Surakarta Bapak FX Hadi Rudyatmo dan beberapa instansi terkait, kami berharap ini akan menjadi momen bersejarah yang akan terus dikenang masyarakat Kota Surakarta," ujar Lilik S, Sekjen Indonesia Satu.
Komunikasi dan kordinasi dengan sekitar 200 klub motor dan mobil, lanjut Lilik telah dilaksanakan dan mentargetkan 1000 motor dan 1000 mobil hadir di acara ini.
Lebih jauh Lilik menyampaikan bahwa selain hiburan dan panggung besar, acara deklarasi ini juga akan mengundang tokoh-tokoh penting Kota Surakarta dan juga tokoh-tokoh nasional.
Deklarasi ini juga diharapkan akan menjadi pemacu semangat pembalap Solo terus berprestasi, dan tentunya bagi instansi terkait dapat lebih peduli dalam hal pengadaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh seluruh publik otomotif Kota Surakarta.
Wah, keren nih. (reyhan ilyas, budsan)