mobilinanews.com (Jakarta) – Tony sang pengendara Toyot Fortuner yang air bag-nya tidak mengembang menilai kasusnya ibarat keledai melawan gajah. Keledai dianalogikan dirinya yang orang biasa, sedang gajah adalah PT Toyota Astra Motor (TAM).
“Kalau semut lawan gajah sudah biasa. Tapi, teman-teman menganalogikan keledai versus gajah. Saya dianggap bodoh, melawan raksasa. Tapi ya biar saja. Saya akan berjuang dan membuka mata banyak orang, bahwa kita sebagai pemilik kendaraan suka diperlakukan semena-mena sama produsennya,” ujar Tony kepada mobilinanews.
Menurut dia, banyak yang mengalami kasus serupa dengannya. Hanya saja, mereka memilih diam saja atau segera membawa mobilnya ke bengkel. “Toh kalau ke bengkel juga segera ditangani dan tidak keluar uang karena pasti mobil sudah diasuransikan,” lanjut Tony.
Tapi Tony memilih Toyota Fortuner-nya yang sudah hampir setahun ringsek dibiarkan saja dan diajukan ke persidangan sebagai barang bukti. “Mobil Fortuner itu jelas diasuransikan, pakai ACA, tapi sengaja saya biarkan sampai persidangan selesai. Saya tidak mau dianggap melanggar hukum,” ungkap ayah satu anak ini.
Tony merasakan diperlakukan diskriminatif, dengan pihaknya telah mengadukan kasus ini ke Gaikindo (Gabungan Industri Bermotor Indonesia) dan MTI (Masyarakat Transportasi Indonesia), tetapi tidak ada yang menanggapi.
“Sudah tahu dong maksudnya. Mereka (PT TAM) itu siapa? Lalu saya siapa? Saya tidak bilang bahwa beberapa organisasi dan lembaga pengaduan itu dibayar TAM, tapi kenyataannya mereka tidak mau follow up pengaduan kasus ini,” sambung pria yang pernah lama tinggal di Australia ini.
Meski begitu, Tony mengaku tidak gentar. Dia akan maju terus, karena merasa diperlakukan semena-mena. “Berapa banyak kasus yang menimpa seperti saya? Mereka hanya diam saja. Kasus wanita yang meninggal di Surabaya karena kecelakaan Toyota Fortuner akibat air bag tidak mengembang, dan masih banyak yang lain,” tuturnya.
Lebih lanjut Tony menjelaskan, persoalannya Toyota Fortuner ini kan memakai produk Takata untuk air bagnya. Pihak Takata Jepang sendiri sudah mengakui produknya banyak masalah. “Karena itu, Honda lalu Mazda pun me-recall air bag itu. Tetapi kenapa Fortuner yang sudah diproduksi di Indonesia tidak melakukan hal yang sama. Sementara kejadian seperti yang saya alami sudah menimpa banyak orang?,” tanya Tony.
Toh, sebenarnya Tony tidak berharap sampai seperti sekarang – masuk pengadilan . Karena niat awalnya komplainnya direspon dengan baik pihak PT TAM. Bertanya kenapa mengalami kecelakaan keras, menabrak pohon, air bag tidak mengembang.
Tetapi jawaban pihak PT TAM malah menyatakan kondisi air bag normal, tetapi saat terjadi kecelakaan tunggal memang belum memungkinkan peranti safety itu mengembang.
“Saya mau sampaikan, tidak ada interest tertentu kalau saya ngotot sampai seperti sekarang. Termasuk ingin mengambing hitamkan merek tertentu. Saya hanya orang biasa, pemakai Toyota Fortuner, air bag tidak mengembang, lalu ingin mendapat perlakuan yang semestinya,” pungkas Tony.(Bersambung)