mobilinanews (Jakarta) - Sebagai orang tua, awalnya Elvida Bahsuan bilang : No, ketika Amato kecil minta ijin mau ikut balap.
“Karena buat saya, balap itu hal yang mengerikan. Dan saya tak mau putra tunggal saya menekuni itu,” ujar Vida.
Lalu, ia coba alihkan ke passion yang lain. Seperti musik dan golf -- Amato cukup berbakat di 2 bidang ini. Amato pernah menjadi drummer andalan di Deutsch International Schule.
Namun rupanya passion balap sudah ada dalam DNA-nya sejak masih bayi yang mamanya sendiri gak tahu dari mana.
“Jadi dia tetap berusaha merayu saya untuk memberi dia ijin ikut balap. Hati saya mulai sedikit luluh,” lanjut Vida.
“Saya minta petunjuk Allah agar bisa membuat keputusan yang benar. Beruntung saya ketemu Alvin & Avila Bahar, Jadi saya bisa dapat informasi yang benar tentang balap. Dan, pada akhirnya saya mantap memberikan izin Amato balap dan mendukung sepenuhnya," tutur Vida.
Kalau pilihannya OMR Honda Brio karena merupakan salah satu ajang balap paling kompetitif dan jelas jalur prestasinya untuk Amato.
Vida berharap kelak Amato menjadi pembalap profesional yang berprestasi, tetap humble dan rajin beribadah. Menjadi juara itu bonusnya.
Vida sendiri heran, karena keluarga dan kawan-kawannya tidak ada satu pun yang mendorong Amato untuk balap.
“Background kami tidak ada yang berhubungan dengan dunia balap. Ayahnya menekuni dunia hukum dan saya di Telco Industry," terangnya.
Sejak kecil, lanjut Vida, Amato berani berargumentasi konsisten ingin jadi pembalap profesional. Walau tidak ada satu pun yang mendukungnya. (budsan)