mobilinanews (Italia) - Duel sengit Lewis Hamilton (Mercedes) dengan Charles Leclerc (Ferrari) tersaji dari lap 21 hingga lap 42 di GP Italia, Minggu (8 September 2019).
Terjadi insiden kala Hamilton coba menyalip dan mendesak Leclerc, namun tak diberi ruang oleh driver Monaco itu.
Akibatnya, Hamilton harus `menyelamatkan` diri dari tubrukan dengan cara melebar ke luar lintasan.
Atas insiden itu, Leclerc dihadiahi bendera hitam/putih oleh stewards, semacam kartu kuning di permainan sepakbola.
Blokingnya dinilai berbahaya. Atas dasar itu Hamilton ingin bicara langsung dengan Leclerc tanpa memberitahu apa yang ingin ia katakan.
"Ia memepet saya ke luar jalur. Saya harus dan akan bicara dengannya. Tapi, yang saya sesalkan justru keputusan stewards yang tidak konsisten. Barangkali tadi pagi mereka bangun pada tempat yang berbeda," sindir Hamilton seputar tak adanya tindak lanjut lain atas insiden itu.
Pemegang 5 gelar dunia F1 itu mengaku menikmati balapan dan strategi yang ia terapkan. Setelah pitstop pertama dan ganti ban medium, ia memang langsung beri tekanan. Bertubi-tubi, terutama dengan memanfaatkan fasilitas DRS di trek lurus.
Akibatnya Hamilton harus memforsir kinerja rem, dan selanjutnya adalah degradasi ban yang semakin cepat aus. Itu yang membuat mobilnya mlintir ke luar jalur pada lap 42, sekaligus akhir dari perburuan terhadap Ferrari.
Di luar kartu kuning tadi dengan ketidakkonsistenan stewards, Hamilton (34 tahun) tetap memuji aksi Leclerc. Sejak seri pembuka di GP Bahrain, ia memang sudah menaruh simpati kepada pembalap Monaco berusia 21 tahun itu.
"Saya memberinya tekanan sebanyak yang bisa saya lakukan. Ada banyak momen dimana mobil kami sangat rapat. Saya ingin di race berikutnya lebih banyak kesempatan tarung dengannya," imbuh driver kebanggaan Inggris itu.
Leclerc sendiri santai menjawab soal kartu kuningnya. Seperti di sepakbola, sepanjang tidak diakumulasi menjadi kartu merah maka kartu kuning itu bukanlah apa-apa.
Ia memang harus menutup jalur Hamilton saat berusaha menyalipnya dan itu ia anggap hal yang wajar saat ini.
Ia mengaku racing style-nya berubah jadi lebih agresif sejak kehilangan kesempatan juara di GP Austria. Saat itu sesaat jelang finish, Leclrec disalip Max Verstappen (Red Bull) dengan cara memepetnya ke luar lintasan. Tak ada hukuman apapun dari stewards dan Verstappen resmi jadi juara.
"Peristiwa di Austria mebenarkan cara menyerang atau bertahan seperti itu, dan saya belajar dari situ. Itu mengubah cara saya balapan dan hari ini saya bangga meraih kemenangan dengan cara ini," tegas Leclerc.
Dan, pastinya, ia terima tantangan Hamilton untuk tarung ulang kala ada kesempatan sembari memetik pengaaman baru. Pada race berikutnya di GP Singapura, bisa saja tarung ulang itu mereka sajikan. (rnp)