mobilinanews (Sentul) - Plong. Itulah yang dirasakan anggota tim TKM Racing begitu final kelas junior max berakhir. Keanon Santoso memang hanya finish kelima, tetapi itu sudah lebih dari cukup untuk mengantarnya lolos grand final rota max challenge di Portugal, medio November 2015.
Dicky Setiawan dan Dax Andre yang tampak sangat tegang. Di pit tim TKM Racing di belakang scrutineerng area Sentul International Karting Circuit (SIKC), Bogor, tampak manajer tim dan chief engineer itu terus mengepulkan asap rokoknya seperi kereta api. Menunjukkan ekspresi tegang.
“Puji Tuhan, akhirnya Keanon lolos ke Portugal. Terus terang, sejak kualifikasi sampai final, mata saya nyaris tak bisa berkedip mengamati Keanon. Meski secara poin sudah aman, kekawatiran terjadi sesuatu itu tetap ada,” ujar Dicky Setiawan.
Sesuatu itu misalnya terjadi crash dengan pebalap lain, utamanya di tikungan pertama setelah start. Belum lagi jika ada masalah pada gokartnya, mesin tiba-tiba mati atau rantai terlepas. Namun strategi yang diterapkan bisa dilakukan dengan baik. Yakni Keanon (15 tahun) tidak perlu memaksa harus menjadi terdepan, meski sebenarnya mampu untuk itu.
Termasuk tidak mempedulikan Ferrel Fadhil, pesaing utamanya menjadi juara baik prefinal dan final.
“Tentunya senang Keanon bisa mendapatkan tiket ke grand final. Tapi semua itu gak terlepas dari kerjasama seluruh tim. Dan tentunya ini bukan hasil akhir melainkan baru tahap awal. Mudah-mudahan untuk ke depannya bisa lebih maju lagi baik itu dari segi skill pebalap maupun mekanik,” komentar Yonglike Santoso, founder tim TKM Racing yang juga ayah Keanon.
Namun bagi Yongliek, sebenarnya malah tidak begitu tegang. Pasalnya, secara poin Keanon sudah aman dan tidak mungkin terkejar. Apalagi dengan peserta kelas junior max hanya 8, perhitungan poin hanya setengah dari biasanya, Keanon tetap akan lolos meski tidak finish di final misalnya.
”Puji Tuhan, saya bisa menyelesaikan race ini dengan sempurna. Saya justru rileks dengan menghindari provokasi pegokart lain. Saya lebih memilih menunggu meski harus finish belakang. Mengamankan poin lebih penting daripada mengejar podium,” tutur Keanon Santoso.
Sukses Tim TKM Racing menjadi lengkap dengan Rava Mahpud juga menjadi juara umum kelas Micro Max RMC 2015.
Kini tim yang dikomandani Yongliek Santoso itu tinggal menyisakan satu pekerjaan rumah lagi. Yakni mengantar Nabil Hutasuhut lolos ke Portugal mendampingi Keanon dari ajang Asia Max Challenge di Shah Alam, Malaysia, 27 Septemnber 2015. Saat ini, Nabil yang sengaja tidak turun di RMC 5 Sentul masih memimpin klasemen sementara kelas junior max.
Congrat Keanon, Rava dan all the team TKM Racing.