mobilinanews (Jakarta) – Maraknya fenomena meledaknya SPK (Surat Pemesanan Kendaraan) bodong sesaat setelah pameran otomotif berlangsung, tidak berbanding lurus dengan kenyataan real. Terutama yang keluar seminggu pasca pameran usai.
“Mustahil jika 100 persen SPK saat pameran akan sama setelah pameran usai. Pasti akan terjadi penurunan kisaran 15-30 persen dari SPK yang keluar saat pameran,” ujar Supriyanto, manajer motorsport PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing kepada mobilinanews.
Besaran penurunan angka SPK tergantung kondisi ekonomi secara global dan nilai mata uang yang sedang tidak stabil memungkinkan SPK merosot hingga 30 persen.
Begitu pula disampaikan Jonfis Fandy, marketing & aftersales service director PT Honda Prospect Motor saat peresemian dealer Honda di Bekasi baru-baru ini.
“Memang saat pameran SPK atau booking bisa meningkat drastis. Namun kami menghitung angka SPK serius hanya yang telah memberikan DP Rp 5 – 10 juta saja. Lainnya, tidak kami anggap. Makanya dari 8000 an booking di GIIAS dan IIMS kemarin, SPK serius hanya tercatat kisaran 1.000an saja,” papar Jonfis.
Nah, ternyata faktanya sangat berbeda. Dari 8000 an yang serius hanya 1000an? Weleh.
Meski tidak menjawab secara langsung soal fenomena SPK bodong, namun angka SPK yang keluar di pameran pasti berbeda alias terjadi penurunan pasca pameran.