mobilinanews (Jakarta) - Adanya wacana ganjil-genap juga akan diberlakukan untuk sepeda motor beberapa waktu lalu, membuat penjualan motor bekas menanjak di masa PSBB transisi ini.
Ternyata, wacana ini ditanggapi serius oleh pengendara motor. Agar mobilitas tidak terbatas, kendaraan cadangan tentu dibutuhkan, begitu pola pikir kebanyakan masyarakat yang menggunakan motor sebagai media beraktivitas sehari-hari.
“Sekarang banyak yang nanyain motor bekas, mungkin buat dipakai kerja kalau nanti ganjil genap motor jadi diberlakukan kali ya,” ujar Endang, pemilik Showroom Iwan Motor, Jakarta Timur.
Penyebab lainnya adalah pembatasan penumpang pada kendaraan umum, yang membuat beralihnya pengguna transportasi umum menjadi lebih memilih kendaraan/motor pribadi.
Menurut Dwi Aryanto, Kepala Marketing Antara Motor, peminat motor bekas sudah hidup lagi setelah Lebaran. Bahkan diakui pemasukannya sudah seperti sebelum pandemi. Meskipun belum pulih 100 persen.
"Saat pandemi penjualan hanya 25 persen, setelah akhir bulan kemarin sudah hampir 80 persen," jelas Dwi Aryanto.
Lalu, motor apa yang paling diminati?
"Tetap yang paling laku adalah motor matik.Total sudah kejual 125 unit hingga sekaranh," ucap Dwi Aryanto, tersenyum lega.
Peringkat kedua motor bekas yang banyak dicari konsumem setelah motor matik adalah motor bermesin 2-tak.
Dampak diburunya motor bekas jenis matik oleh konsumen, membuat barangnya sekarang jadi agak langka.
"Susah, jadi udah nggak nyetok. Paling yang masih banyak sekarang kayak Supra X, Kharisma, Shogun 125, dan Vega-R," kata Harry dari Showroom Sukses Motor, Depok. (lila)