mobilinanews (Jakarta) – Dalam sebuah sistem SQL yang baik, tentu saj dibutuhkan suara SQ dengan tonal akurasi yang baik pada setiap bagian frekuensinya seperti high, mid high, mid low dan tentu saja low frekuensi.
“Kita butuh suara yang tidak saja benar tetapi juga bagus,” terang Atok Purnomo, juri SQ-SQL nasional.
Masalah sering kali timbul ketika karakter subwoofer car yang notabene dirancang untuk keperluan ruangan tertutup, “dipaksa” optimal pada ruang terbuka layaknya SQL. Ini masih diperparah ketika uji SPL pada kontes-kontes SQL yang biasanya di-setting pada posisi pintu atau bagasi terbuka.
Karakter subwoofer yang berbeda memaksa subwoofer bekerja extra keras agar energy suara mampu sampai pada jarak uji yang ditentukan. “Prinsipnya hitungan box dan lubang port haruslah tepat. Masalah biasanya timbul karena pemaksaan yang berlebihan ketika melakukan tuning box sehingga subwoofer menjadi tidak mampu,” terang pria yang juga sebagai professional pro audio ini.
Jelas kunci dari ini semua adalah masalah tuning, baik itu tuning frekuensi dari box subwoofer atau sejuah mana kemampuan subwoofer itu sendiri. Kemampuan subwoofer jelas akan dibuktikan disini, dimana subwoofer juga mempunyai beberapa keterbatasan.
Subwoofer indoor biasanya mempunyai karakter short throw pada bagian surround dan spidernya sedangkan subwoofer outdoor berkarakter long throw. Perbedaan ini akan terasa ketika kita mempunyai jarak dengar yang cukup jauh dimana untuk hal ini jelas long throw akan lebih unggul. “Long throw biasanay punya kemampuan tembak yang jauh, jadi energy low frekuensinya utuh dan padat pada jarak dengar tertentu,” tambah Atok lagi.
Namun intinya adalah tuning frekuensi yang tepat dari hulu hingga hilir. Sebuah low frekuensi yang baik akan didapat dari pemilihan subwoofer yang tepat dan mampu mereproduksi suara low yang optimal baik itu indoor atau outdoor, tuning box subwoofer, tuning besaran ukuran port serta tuning serta pemilihan software yang sesuai dengan tuning frekuensi yang diinginkan.