mobilinanews (Italia) - Tak ada yang istimewa dalam dua FP GP Italia di Monza, Jumat (4-9-2020). Mercedes masih saja dominan. Ferrari selaku tuan rumah, sepertinya belum bisa berbuat apa-apa. Karena itu bisa jadi lebih menarik menyoal penampilan terakhir Sebastian Vettel di sana.
Monza menjadi rumah kedua driver Jerman itu. Di sirkuit inilah ia pertama kali meraih kemenangan di F1. Itu pda musim 2008 kala masih gabung dengan Toro Rosso. Saat naik ke tim utama Red Bull dan meraih 4 gelar juara dunia, Vettel menambah 2 kemenangan lagi.
Ironisnya, saat membesut Ferrari sejak musim 2015 hingga sekarang, Vettel sama sekali tak pernah juara di Monza. Padahal di situlah biasanya tifosi Ferrari berduyun-duyun datang menyokongnya. Ia hanya mampu persembahkan dua podium buat The Prancing Horse.
Merasa tifosi Italia suda seperti keluarga sendiri, obsesi Vettel salah satunya adalah mempersembahkan kemenangan di Monza. Merayakannya bersama tifoso yang datang berbaju merah khas Ferrari. Dan,tampaknya obsesi tak akan pernah terwujud.
Dengan berbagai kelemhan SF1000 tahun ini, hanya keajaiban yang bisa membawa Vettel meraih kemenangan di Monza, Minggu (6 September 2020) ini. Tanda-tandanya jelas ddi 2 FP barusan. Terpuruk di urutan 19 di FP1, dan urutan 12 di FP2.
Ia sudah pasrah karena sudah nyaris mustahil mewujudkan kemenangan bersama Si Kuda Jingkrak, di Sirkuit Monza yang sudah seperti milik Ferrari. Yang kini membuatnya galau adalah perpisahannya dengan fans Ferrari yang bernuansa kesedihan.
"Ini penampilan terakhir saya berseragam merah di Monza, sayangnya tanpa kehadiran tifosi," ucap Vettel yang akan putus kontrak akhir tahun ini dan belum dapat tim untuk 2021.
Ya, fans fanatik Ferrari memang tak akan ada dalam race Minggu nanti karena balapan tertutup buat penonton. Di satu sisi, Vettel rindu dukungan dan sorak-sorai fans fanatik Ferrari di Monza. Tapi, di sisi lain, ia juga tak yakin bisa menutup perpisahan itu dengan hasil yang bagus pada balapan nanti. Yang pastinya menambah kekecewaan tifosi yang sudah kesal dengan performa tim sepanjang 2020 ini.
"Itu sebabnya di satu sisi lain saya bersyukur tak ada penonton kali ini. Saya tak berpikir mereka akan mencemooh performa kami saat ini. Saya hanya tak ingin menambah kekecewaan tifosi."
Ia sendiri menutup musim di Ferrari tentu dengan penuh kekecewaan. Bukan hanya juara dunia bersama ferrari yang gagal ia wujudkan. Bahkan sekadar merayakan kemenangan di Monza pun tak bisa ia dapatkan. Maka yang bisa dilakukan Vettel hanyalah berjuang semaksimal mungkin pada race nanti, dalam penampilan terakhirnya di Monza bersama Ferrari.
Ia hanya punya kenangan manis di Monza saat meraih kemenangan perdana F1 pada 2008 lalu. Akankah ia meraih kemenangan perdna juga di trek sama bersama Ferrari pada Minggu nanti?
Iu hanya bisa terjadi jika ada keajaiban. Dan, seperti kata Vettel, ia balapan tak bisa hanya berharap pada keajaiban. Lantas akan seperti apa ia akhiri penampilan berbaju merahnya terakhir di Monza? Mari menunggu saja. (rnp)