mobilinanews (Belanda) - Start berdampingan dari P1 dan 2, nyatanya Jorge Martin (Pramac Ducati) dikalahkan Francesco Bagnaia (Lenovo Ducati) dengan gap 2,335 detik di garis finish. Sangat telak dibandingkan seri sebelumnya.
Padahal sepanjang tahun ini Martin dikenal sebagai raja sprint race. Mengambil banyak keuntungan poin dari situ dibandingkan Bagnaia.
Baru di sesi sprint race GP Belanda perlawanan joki Spanyol itu tampak lemah. Jangankan memepet, mendekati Bagnaia saja tak mampu.
Benar, Bagnaia tampil sempurna kali ini. Tercepat di semua sesi dan meraih pole position pertamanya tahun ini.
Tapi, keunggulan 2,335 detik itu tetap jadi pertanyaan serius. Diraih hanya lewat pertarungan 13 laps, apalagi jika main 26 laps pada main race Minggu (30/6) malam ini WIB.
Makin menarik karena Martin menyebut ada yang aneh, bahkan katanya super aneh, dengan motornya.
"Roda depan saya tak bekerja, terasa bergetar, terutama pada Tikungan 6 dan 12. Saya banyak kehilangan waktu di dua titik itu. Saya lebih pelan untuk hindari kecelakaan," katanya.
"Ini super aneh. Dalam sesi latihan dan kualifikasi, hal itu tak terjadi. Catatan waktu kami sangat ketat. Saya tak tahu ada apa. Mungkin saja karena ban, dan semoga saja memang benar itu yang terjadi," imbuh Martin dengan bahasa halus untuk menghindari kesan rekayasa dari Ducati.
Setelah Martin ikat kontrak dengan tim rival, Aprilia, tahun depan serta Pramac yang hengkang jadi mitra Yamaha, memang tersiar kekhawatiran akan berkurangnya dukungan Ducati yang hingga akhir musim nanti tetap menempatkan sejumlah teknisinya di garasi Martin.
Kemungkinan itu dibantah Ducati. Hingga akhir musim mereka janjikan dukungan penuh tetap diberikan. Itu sebuah janji, karena setelah ini Martin dan Pramac sudah pasti tak dilibatkan lagi dalam proses pengembangan Desmosedici GP24 hingga akhir musim.
Martin menyebut 'mudah-mudahan saja karena ban' bisa diartikan kalau ada kemungkinan masalahnya bukan dari ban. Apalagi sebelumnya pakai komposisi ban yang sama tak terjadi masalah apa.pum.
"Mungkin saja ban depan tak bekerja 100%. Tapi, selain itu kami harus membuat beberapa perubahan untuk main race (26 laps)."
Di sisi lain ia memuji penampilan Bagnaia yang terbilang luar biasa mulai sejak sesi latihan.
"Pecco tampak lebih mudah mencatatkan lap tercepat dengan motornya. Saya tak tak tahu apakah bisa.mengalahkannya atau tidak di balapan utama atau tidak, saya akan ooba," kata Martin yang masih memimpin klasemen sementara namun kini keunggulannya tinggal 15 poin atas Bagnaia.
Artinya Bagnaia bisa mengkudetanya di puncak klasemen jika Bagnaia juara dan Martin gagal finish 5 Besar.
Dan, jelang balapan utama pada hari ini, beban Martin pun bertambah berat. Ia terkena penalti mundur 3 posisi karena kesalahan erjalan pelan di rscing mine saat kualifikasi berlangsung. Dari tadinya start di P2, ia kini geser posisi start ke urutan kelima.
Dalam kondisi normal, start dari second row bianya bukan masalah buat Martin. Hanya sampai tikungan pertama ia bisa mencuri setidaknya 1 atau 2 posisi di depannya.
Tapi, jika masalah motornya masih ada seperti di sprint race maka mustahil rasanya mengejar dan mengalahkan Bagnaia.
Dan, pekerjaan lainnya nanti adalah fokus Martin yang bisa terpecah. Ia juga harus antisipasi Marc Marquez yang akan start urutan ke-7.
Tinggal tunggu waktunya memberi bukti. Apakah masalah roda depan itu enak hanya karena masalah ban atau ada aksi sabotase okunum Ducati? (rn)